- Oleh MC PROV GORONTALO
- Jumat, 4 Oktober 2024 | 13:13 WIB
: Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan sambutan saat membuka diskusi panel tematik I ekonomi berkelanjutan HLF MSP 2024 di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/9/2024). Diskusi tersebut bertema Unlocking the Blue Economy for Sustainable GrowthCreating Value and Promoting Investment to Improve Productivity. Media Center IAF II-HLF MSP/Galih Pradipta/nym..
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Selasa, 3 September 2024 | 20:05 WIB - Redaktur: Untung S - 116
Jakarta, InfoPublik – Indonesia menyerukan komitmen negara-negara di dunia untuk bersama-sama mengembangkan ekonomi biru di sektor-sektor kelautan, seperti perikanan, energi terbarukan, dan transportasi laut. Inisiatif itu diproyeksikan dapat menjadi sumber pertumbuhan berkelanjutan di masa depan, dengan potensi menambah nilai ekonomi lebih dari USD1,5 triliun per tahun dan mendukung lebih dari 30 juta lapangan kerja di seluruh dunia.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Amalia Adininggar Widyasanti, dalam sesi paralel tematik "Unlocking the Blue Economy for Sustainable Growth" pada High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (2/9/2024).
“Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi biru. Melalui inisiatif ini, kita dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi global. Indonesia dan Asia siap berkolaborasi dengan komunitas internasional untuk memaksimalkan potensi ekonomi biru ini,” ujar Amalia dalam keterangan pers yang dikutip InfoPublik dari Tim Komunikasi dan Media HLF-MSP dan IAF 2024.
Amalia menuturkan bahwa Indonesia telah mengambil langkah signifikan dalam mengembangkan ekonomi biru yang berkelanjutan dengan meluncurkan Blue Economy Roadmap sebagai peta jalan yang mencakup berbagai inisiatif untuk memastikan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Peta jalan ini ditujukan untuk pertumbuhan ekonomi, mata pencaharian, dan kesehatan lingkungan.
“Ekonomi biru tidak hanya terbatas pada sektor perikanan. Peta jalan ekonomi biru Indonesia mencakup seluruh industri berbasis maritim, termasuk perdagangan, transportasi, bioteknologi, energi terbarukan, serta penelitian dan pendidikan,” lanjut Deputi Bappenas.
Meskipun demikian, Deputi Amalia juga mengakui adanya tantangan dalam pengembangan ekonomi biru, seperti penangkapan ikan berlebihan, polusi laut, dan kerusakan ekosistem. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mendorong praktik ekonomi biru yang lebih berkelanjutan.
“Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan ekonomi biru melalui kebijakan dan investasi yang tepat guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan. Kami siap berkolaborasi dengan dunia untuk mengembangkan ekonomi biru, karena ini adalah sumber penambahan nilai dan pertumbuhan ekonomi di masa depan,” tutup Amalia.
Dengan inisiatif ini, harapannya Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam pengembangan ekonomi biru global, menjadikan laut sebagai sumber daya yang dapat dikelola secara berkelanjutan untuk manfaat ekonomi dan lingkungan jangka panjang.