- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Rabu, 18 Desember 2024 | 21:47 WIB
: Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas, Bogat Widyatmoko dalam konferensi pers di Media Center HLF-MSP & IAF 2024, Nusa Dua, Bali pada Minggu (1/9/2024).Foto: Amiri Yandi/InfoPublik
Oleh Isma, Minggu, 1 September 2024 | 20:18 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 224
Badung, InfoPublik - Selain bermanfaat untuk negara-negara yang tergabung dalam Global South, penyelenggaraan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnership (HLF-MSP) 2024 juga memberikan manfaat yang signifikan bagi Indonesia.
HLF-MSP 2024 akan menjadi ajang untuk memperkuat posisi Indonesia dalam konteks global dan mempromosikan kerja sama pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan kehadiran berbagai pemangku kepentingan dari seluruh dunia, Indonesia berharap dapat memainkan peran penting. Dalam mendorong perubahan transformasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan di tingkat global.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas, Bogat Widyatmoko dalam konferensi pers di Media Center HLF-MSP & IAF 2024, Nusa Dua, Bali pada Minggu (1/9/2024).
"Ini menjadi modal dasar bagi negara Indonesia untuk mengejawantahkan visi kita menjadi pemimpin di kawasan. Solidaritas ini sangat bermanfaat untuk keseluruhan pembangunan Indonesia ke depan," kata Bogat.
Bogat memaparkan, situasi global saat ini sangat menantang, termasuk triple planetary crisis. Situasi ini menyebabkan perlambatan pencapaian SDGs pada 2030 di seluruh dunia. Motivasi inilah yang mendorong Indonesia untuk menyelenggarakan HLF MSP 2024. Kementerian PPN/Bappenas pun menginisiasi forum internasional ini dalam rangka memperkuat kolaborasi. Terutama, dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan seperti mempercepat pencapaian SDGs.
Ditambahkannya, sebagai salah satu komitmen kita sebagai negara kawasan dan untuk solidaritas. Pencapaian SDGs kita terutama, selama ini tertinggal. Dari forum tersebut ada solusi untuk mengatasi sejumlah permasalahan dunia.
"Forum ini diharapkan dapat terselenggara dengan baik, lancar dan sukses, dan kita mengharapkan hasil forum ini bermanfaat. Untuk kerja sama global dan juga untuk negara-negara Global South dengan mengajak stakeholder negara-negara global south," ujarnya.
Bogat mengungkapkan, perlu ada transformasi kerja sama di kalangan negara-negara Global Southn. Karena menurutnya, ini bukanlah masalah business as usual. "Menurut pandangan kami, itu perlu ditransformasi agar lebih efektif dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Platform ini yang akan kami kedepankan, jadi bukan kerja sama business as usual," kata Bogat.
Lalu, lanjut Bogat, mengenai kesejahteraan dan keberlanjutan dinilai harus menjadi roh dari pembangunan internasional. Bogat mengatakan, penggunaan sumber daya ekonomi yang tidak terukur justru menjadi pemicu timbulnya krisis.
"Sebagai salah satu jawaban untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan, kami menawarkan konsep ekonomi biru. Indonesia sudah mempunyai pengalaman, di mana peta jalan ekonomi biru Indonesia menjadi rujukan negara ASEAN," ujar Bogat.
Bogat menilai, arsitektur keuangan global dianggap kurang berpihak pada negara-negara Selatan. Karenanya, HLF MSP 2024 akan merumuskan skema pembiayaan inovatif bagi negara-negara Selatan, sehingga tidak mengalami kendala akses keuangan.
"Ketiga tematik tersebut kami harapkan dapat bermanfaat. Dan bisa menjadi platform bagi internasional," kata Bogat.
HLF MSP 2024 mengusung tema "Strengthening Multi-Stakeholder Partnerships: Towards a Transformative Change”. Ada sesi utama Joint Leaders Session Indonesia-Afrika (IAF) dan HLF MSP 2024 serta High-Level Plenary Session.
HLF MSP 2024 di Bali diharapkan dapat menjadi platform yang efektif untuk mempromosikan dialog kebijakanv dan memperkuat komitmen global terhadap pembangunan berkelanjutan.