- Oleh Putri
- Sabtu, 17 Mei 2025 | 18:46 WIB
: Ilustrasi kesehatan jemaah haji Indonesia/Foto: Kemenkes
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa profil kesehatan jemaah haji Indonesia pada 2023–2024 didominasi oleh kelompok lanjut usia (lansia) berusia di atas 60 tahun, yakni sebesar 44 persen pada 2023 dan 37 persen pada 2024.
Sejalan dengan tema Haji 1446H/2025M, yakni “Haji Ramah Lansia dan Disabilitas”, Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo pada Rabu (16/4/2025) mengatakan Kemenkes mengusung empat kebijakan strategis dalam penyelenggaraan layanan kesehatan haji 2025.
Pertama, melakukan penguatan pembinaan kesehatan jemaah haji melalui pembinaan kesehatan dimasa tunggu dengan skrining kesehatan; pembinaan kesehatan terintegrasi dengan lintas program terkait di lingkungan Kemenkes.
"Kemudian penyiapan materi standar pembinaan di Indonesia dan Arab Saudi; pembinaan kesehatan terpadu dengan lintas sektor terkait, organisasi profesi, KBIH, dan ormas lainnya," kata Liliek melalui keterangan resminya Kamis (17/4/2025).
Kedua, melaksanakan penguatan pemeriksaan kesehatan jemaah haji yang terstandardisasi berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/2118/2023 tentang Standar Teknis Pemeriksaan Kesehatan dalam rangka Penetapan Status Istitaah Kesehatan Jemaah Haji melalui peningkatan kapasitas dan sertifikasi tim pemeriksa kesehatan provinsi dan kab/kota; serta penguatan istitaah kesehatan haji di dalam Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat dan Siskohatkes)
Ketiga, mengembangkan Siskohatkes dengan pengintegrasian Siskohatkes dengan Satu Sehat untuk mengidentifikasi data riwayat kesehatan jemaah haji melalui RME (Rekam Medik Elektronik) serta pengintegrasian dengan International Patient Summary untuk akses data riwayat kesehatan jemaah haji oleh fasyankes Arab Saudi, dan pengembangan dalam penetapan status istitaah kesehatan jemaah haji.
Terakhir, menguatkan pelayanan kesehatan haji di Arab Saudi dengan penguatan peran pos kesehatan satelit di setiap hotel di Makkah, menempatkan dokter spesialis dan tenaga promkes di setiap sektor, serta melakukan pengadaan alat kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan di KKHI diantaranya X-Ray Mobile, Ekokardiogram, Elektrokardiogram, dan Sanitasi Kit).
Liliek menjelaskan mayoritas jemaah haji 2024 memiliki riwayat penyakit penyerta (komorbid), mencapai 73 persen. Secara umum, tidak banyak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
“Sekitar 72 persen jemaah haji Indonesia memiliki penyakit penyerta. Selama periode 2018–2024 (dikecualikan data masa pandemi COVID-19 2020-2022), penyakit pneumonia dan serangan jantung merupakan risiko kesehatan utama bagi jemaah di Arab Saudi,” kata Liliek.
Berdasarkan data pelayanan kesehatan kelompok terbang (kloter) 2023–2024 menunjukkan tingginya angka kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), serta meningkatnya kewaspadaan terhadap pneumonia, khususnya pada jemaah lansia dan penderita komorbid.
Selain penyakit, data hari terakhir (H-73) penyelenggaraan Haji Tahun 2024 menunjukkan terdapat 461 jemaah yang wafat dan penyebab kematian tertinggi adalah penyakit jantung (37,9 persen).
Sebanyak 80,5 persen dari total kematian tersebut, kata Liiek merupakan jemaah berusia 60 tahun ke atas.