Banjir Kota Palangkaraya, BPBD: Lima Warga Tenggelam

: Petugas mengevakuasi warga terdampak banjir di Kota Palangkaraya, Rabu (13/3/2024)/dok. BPBD Kota Palangkaraya.


Oleh Jhon Rico, Kamis, 14 Maret 2024 | 22:40 WIB - Redaktur: Untung S - 176


Jakarta, InfoPublik - Banjir yang terjadi di wilayah Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng), menyebabkan lima orang warga tenggelam. Keempat warga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sedangkan satu orang lainnya hingga kini masih dalam pencarian oleh tim gabungan.

Manajer Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya, Balap Sipet melaporkan peristiwa tenggelamnya kelima korban itu terjadi pada rentang waktu dan lokasi yang berbeda.

“Sampai hari ini ada lima warga tenggelam. Empat warga sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan satu orang masih dalam pencarian oleh tim gabungan di Sungai Kahayan,” kata Balap, Kamis (14/3/2024).

Di antara kelima korban tersebut, terang dia, dua di antaranya adalah anak-anak yang diduga tenggelam ketika bermain air pada saat air pasang. Bahkan satu korban yang masih dalam pencarian ini adalah satu dari sepuluh anak yang tenggelam saat bermain air. Sembilan anak berhasil diselamatkan, namun satu anak dinyatakan hilang diduga hanyut di Sungai Kahayan.

“Satu yang masih dalam pencarian ini sebenarnya dari 10 anak yang sedang bermain air saat pasang. Sembilan ditemukan namun yang satu ini diduga hanyut dan sekarang dalam pencarian,” ungkap Balap.

Banjir Sudah Tiga Minggu

Menurut Balap, bencana banjir yang terjadi di Kota Palangkaraya sudah terjadi sejak tiga minggu yang lalu. Dua kelurahan Sebaru dan Banturung menjadi wilayah yang pertama kali terdampak banjir akibat cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan intensitas tinggi disertai petir dan angin kencang.

Kelurahan Sebaru dan Banturung terendam banjir selama hampir dua minggu lamanya. Namun kondisi sekarang ini sudah terpantau surut. Lokasi kedua kelurahan ini juga berada di dataran yang lebih tinggi.

"Ada dua kelurahan Sebaru dan Banturung yang mengalami penurunan tinggi muka air. Kelurahan ini ada di dataran tinggi, sehingga genangan sudah berangsur surut. Hampir dua minggu terendam dan saat ini sudah surut total,” kata Balap.

Banjir di wilayah lain kemudian terjadi pada Sabtu (9/3/2024).

Balap melaporkan masih ada 16 kelurahan yang terendam banjir, hingga Kamis (14/3/2024).

Ke-16 kelurahan ini berada di bantaran Sungai Kahayan dan Sungai Rungan yang meluap karena limpasan debit air dari wilayah hulu yang berada di Kabupaten Gunungmas.

“Masih ada 16 kelurahan yang terendam ada di bantaran Sungai Kahayan dan Sungai Rungan. Saat ini masih terendam namun sudah penurunan tinggi muka air 5 sentimeter,” ungkap Balap.

Adapun menurut hasil kaji cepat sebelumnya, wilayah yang terdampak banjir di Kota Palangkaraya meliputi 20 kelurahan di empat kecamatan.

Sebanyak 6.333 KK atau 20.379 jiwa terdampak banjir. Data ini kemudian bertambah menjadi 6.954 KK atau 23.310 jiwa yang terdampak per Kamis (14/3/2024).

Sementara itu warga yang mengungsi ada sebanyak 239 KK atau 644 jiwa yang terbagi di tujuh titik lokasi. Warga pengungsi ini akan kembali ke rumah masing-masing dan bekerja, namun ketika malam hari dan waktu makan akan kembali ke pengungsian.

Guna memenuhi pasokan permakanan, BPBD Kota Palangkaraya bersama lintas unsur forkopimda mendirikan tiga posko dapur umum.

Posko ini menyuplai permakanan bagi warga terdampak maupun untuk para petugas yang bekerja dalam penanganan bencana mulai pagi, siang, hingga malam hari.

Waspada Luapan Sungai

Menurut prakiraan cuaca yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga Sabtu (16/3), wilayah Kota Palangkaraya akan mengalami kondisi cuaca berawan dan cerah berawan hingga Sabtu (16/3/2024).

Hal ini tentunya diharapkan dapat segera mengurangi tingkat elevasi sungai dan genangan banjir dapat segera turun.

Kendati demikian, masyarakat tetap diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan untuk potensi meluapnya kembali Sungai Kahayan, Sungai Sabangau dan Sungai Rungan, akibat kiriman air dari wilayah hulu yang berada di Kabupaten Gunungmas.

Masyarakat khususnya orang tua juga diimbau agar selalu mengawasi anak-anaknya untuk tidak bermain air maupun mandi di sungai selama banjir masih merendam kawasan permukiman.

Beberapa kejadian jatuhnya korban jiwa adalah dari minimnya pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya. Sehingga hal ini harus menjadi catatan penting yang harus disikapi.

Masyarakat bersama pemerintah daerah juga diharapkan dapat bersinergi untuk mengurangi dampak potensi risiko bencana di kemudian hari.

Di samping itu, monitoring dan evaluasi serta memperbarui perkembangan prakiraan cuaca dari BMKG sangat direkomendasikan untuk terus diikuti.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Sabtu, 28 Desember 2024 | 08:45 WIB
Pemerintah Indonesia Kirim 50,5 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Vanuatu
  • Oleh Jhon Rico
  • Sabtu, 28 Desember 2024 | 06:34 WIB
Pastikan Liburan Masyarakat Aman, BNPB Pantau Posko Siaga Bencana Daerah
  • Oleh Jhon Rico
  • Jumat, 27 Desember 2024 | 21:54 WIB
Petugas BPBD Evakuasi Korban Banjir di Simalungun
  • Oleh Jhon Rico
  • Kamis, 26 Desember 2024 | 22:35 WIB
Longsor di Kota Tarakan, BNPB Gerak Cepat Evakuasi Korban
  • Oleh Jhon Rico
  • Kamis, 26 Desember 2024 | 22:39 WIB
BNPB Imbau Masyarakat di Mandailing Natal Tetap Waspada Banjir
  • Oleh Jhon Rico
  • Kamis, 26 Desember 2024 | 21:42 WIB
Petugas BPBD Lakukan Penanganan Warga Terdampak Banjir di Situbondo
  • Oleh Jhon Rico
  • Selasa, 24 Desember 2024 | 18:43 WIB
BNPB Siagakan Personel di Sejumlah Titik selama Libur Nataru