- Oleh Putri
- Jumat, 22 November 2024 | 22:34 WIB
: Menhub Budi Karya Sumadi (tengah) dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema 10 ‘Tahun Menghubungkan Indonesia untuk Pemerataan dan Keadilan’/Foto: Tangkapan Layar Youtube FMB9
Jakarta, InfoPublik – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menegaskan bahwa keberhasilan program Tol Laut tidak hanya diukur dari jumlah trayek dan volume barang yang diangkut, tetapi juga dari kemampuan daerah untuk menyediakan muatan balik. Hal ini disampaikan dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertema '10 Tahun Menghubungkan Indonesia untuk Pemerataan dan Keadilan', Senin (30/9/2024).
Menurut Menhub Budi, pemerintah daerah (Pemda) memiliki tanggung jawab besar dalam mendorong masyarakat menjadi lebih produktif. Hasil produksi daerah dapat diangkut melalui Tol Laut ke wilayah Barat, yang pada akhirnya menciptakan perputaran ekonomi yang lebih sehat bagi daerah tersebut.
“Satu sisi kita membangun Tol Laut, di sisi lain Pemda harus menstimulasi masyarakat untuk berproduksi, sehingga ada muatan balik yang bisa dikirim ke Barat. Ini berarti masyarakat menerima pendapatan, dan ekonomi daerah menjadi lebih hidup,” ujar Menhub Budi.
Dengan pengembangan yang berkelanjutan, program Tol Laut diharapkan mampu menciptakan rantai ekonomi yang seimbang antara wilayah Barat dan Timur Indonesia. Program ini telah membuktikan bahwa dengan perencanaan matang dan dukungan penuh dari pemerintah pusat serta inisiatif pemerintah daerah, wilayah yang sebelumnya dianggap tertinggal dapat berkembang menjadi produsen yang berkontribusi pada stabilitas ekonomi nasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah daerah yang sebelumnya hanya menjadi titik singgah Tol Laut kini telah berkembang menjadi produsen bahan pokok yang signifikan dan berperan penting dalam mendukung distribusi ke wilayah lain.
“Aktivitas dan maksimalisasi angkutan selalu menjadi perhatian kami. Jika berbicara muatan, okupansi menjadi salah satu indikator utama keberhasilan program Tol Laut,” tambah Menhub Budi.