:
Oleh Tri Antoro, Kamis, 9 Juli 2020 | 20:41 WIB - Redaktur: Untung S - 532
Jakarta, InfoPublik - Presiden Joko Widodo mengimbau, kepada seluruh instansi pemerintahan harus siap menghadapi krisis ekonomi dan kesehatan yang ditimbulkan oleh penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) semenjak tiga bulan lalu.
"Saya sampaikan di awal-awal krisis ini bahwa pemerintah daerah, baik provinsi, kabupaten, dan kota, harus siap urusan kesehatan, harus siap, kendalikan ini," ujar Presiden Joko Widodo melalui konferensi pers virtual pada Kamis (9/7/2020).
Di saat Covid-19 mewabah di Indonesia, semula yang terjadi krisis kesehatan. Tiga bulan kemudian, krisis kesehatan ini membawa andil besar dalam mengakibatkan krisis perekonomian. "Ada krisis kesehatan tetapi juga berimbas kepada yang namanya krisis ekonomi," kata Presiden.
Diprediksi, lanjut Presiden, dampak dari Covid-19 membawa perekonomin Indonesia terkoreksi sangat tajam. Dari semula di targetkan mencapai 5 persen, kini diprediksi pertumbuhan kuartal kedua akan terjadi pertumbuhan negatif ekonomi sampai dengan -3,8 persen.
"Kita di kuartal pertama pertumbuhan, growth kita hanya muncul di angka 2,97 persen. Pada kuartal kedua, kita perkirakan berada di minus, sekitar -3,8 persen. Ini baru prediksi karena hitung-hitungannya belum keluar," imbuhnya.
Tak hanya Indonesia, berdasarkan, informasi dari Organization for Economi Co-operation and Development (OECD) memprediksi dampak dari penyebaran virus tersebut membuat pertumbuhan perekonomian global menjadi -2,5 persen.
Presiden meminta, seluruh instansi dapat menghadapi kedua jenis krisis yang datang bersamaan ini dengan sangat hati-hati. Lakukan kajian-kajian yang mendalam, sehingga kedua krisis tersebut dapat ditangani dengan baik oleh para instansi pemerintah di berbagai wilayah.
"Dua-duanya tidak bisa dilepas satu dengan yang lain. Prioritas kesehatan tetapi ekonomi juga harus jalan karena kalau ekonomi tidak jalan, kesejahteraan masyarakat menurun, imunitas juga akan ikut turun, penyakit gampang masuk," pungkasnya.