Disbudpar Sleman Lakukan Revitalisasi Seni Rodat

:


Oleh MC Kabupaten Sleman, Senin, 31 Oktober 2016 | 11:53 WIB - Redaktur: Tobari - 778


Sleman, InfoPublik - Kesenian tari tradisional Sholawat Rodat di Sleman saat ini tinggal 2 group, yakni di Candran Sidoarum Godean dan di Krapyak Wedomartani Ngemplak, dan itupun jarang dipentaskan pada event-event  di masyarakat.

Melihat kondisi seperti ini, Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sleman Edi Winaryono SSN mengatakan bahwa pihaknya melakukan revitalilisasi dengan mementaskan kembali seni tari tradisional Sholawat Rodat Babussalam Candran Sidoarum Godean.

"Pentas ini didokumentasi video sehingga dapat menjadi bahan untuk bisa ditonton masyarakt luas atau bahkan mungkin bisa sebagai bahan pembelajaran untuk dikembangkan kembali," kata Edi, Jum’at (28/10).

Menurut Edi, acara tersebut telah dilaksanakan di halaman Masjid Babussalam Candran Godean, Kamis, (27/10) malam, yang didahului dengan pentas Badui Junior dari Candran dan diakhiri dengan pengajian malam Jum’at Legi.

Sementara  Zaelani SPD, sesepuh Rodat, Ta'mir Masjid Ababussalam dan mantan Wakil Bupati Sleman mengatakan  tari tradisional Sholawat Rodat Candran Sidoarum Godean merupakan  suatu tari seni tradisional yang gerak tarinya hampir mirip seperti tari Saman Aceh. Hanya saja tampilan pementasannya tidak terlalu cepat dan hanya ditarikan oleh kaum laki-laki.

Tarian dilakukan dengan duduk bersimpuh, yaitu kaki terlipat membujur datar ke belakang dan pantat  menduduki betis hingga dekat tunkai. Gerakan tariannya kadang  badan tegak sedang kaki lutut hingga betis dan tukai sebagai alas tegaknya badan. Gerak tariannya kadang menunduk bagai orang sujud dalam sembahyang.

Kemudian bangkit tegak lalu meliuk miring ke kanan ke kiri sambil memainkan kipas di tangan. Kostum pakaian yang dipakai bajunya bisa bervariasi sedang untuk bawah memakai sarung serta berpeci.

Tari tradisional Sholawat Rodat Candran dimainkan oleh 30 orang dengan duduk berjajar dibuat 6 sof persof 5 orang, dan untuk pengiring menggunakan 4 buah terbang/rebana dan satu bedug kecil dengan 4 orang penyanyi.

Lirik lagu kasidahnya  mengambil/membaca bagian proses ataupun  syair-syair yang ada di Kitab Al Barjanzi. Isi lirik lagu kosidahnya memuji dan pujian-pujian baik itu kepada Allah maupun kepada Nabi Muhammad SAW. Isinya juga tentang riwayat kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Ditambahkan oleh Zaelani  tari tradisional Sholawat Rodat Candran mulai tahun 1961 dan sampai saat ini sudah memasuki sampai 5 generasi. Para penari  terdiri dari pemuda dan remaja yang mengaji belajar ilmu  agama di dusun Candran  dan dari luar yakni  dari Bantulan, Kurahan, Gumuk, Jomboran, Nglarang, Cokrobedog, Krapyak dan Jetak Sidokarto.

Pada jaman dahulu kesenian ini begitu semarak diundang dalam berbagai hajatan dari pernikahan, pengajian, syukuran menempati rumah, syukuran bancakan/ulang tahun dan lainnya. (***/MC Sleman/toeb)