Perhatian Indonesia untuk Palestina

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Sabtu, 29 Oktober 2022 | 07:12 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 3K


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Indonesia menerima kunjungan Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh, Senin (24/10/2022). Ada sejumlah nota kesepahaman (MoU) yang ditanda tangani kedua negara. Salah satunya perjanjian dengan Badan POM. Penandatanganan dilakukan di sela-sela pertemuan bilateral antara Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh di Istana Bogor.

Dalam MoU tersebut, terdapat dua hal perjanjian yang dijalin Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh.

Poin pertama, nota kesepahaman antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia dan Kementerian Kesehatan Palestina mengenai Kerjasama Teknis Pengawasan Obat dan Makanan.

"MOU pembangunan kapasitas untuk mendukung pendirian otoritas obat dan makanan independen di Palestina. Ke depan pemberian bantuan pengembangan kapasitas akan terus kita lakukan antara lain untuk UMKM e-commerce dan penanganan bencana," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (24/10/2022).

Kedua, Jokowi meneken perjanjian pemberian hibah bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Bantuan itu disalurkan Pemerintah Republik Indonesia untuk penanggulangan dampak pandemi COVID-19 bagi masyarakat Palestina.

Proses penyaluran bantuan kepada Palestina itu dilakukan melalui The United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNWRA) dan The International Committee of the Red Cross (ICRC).

"Bantuan ke Palestina bukan hanya dari pemerintah tetapi juga dari masyarakat sipil. Saat ini MUI tengah memproses pembangunan rumah sakit Indonesia di kota Hebron, Palestina," kata Jokowi.

Menurut Kepala Badan POM, Penny K. Lukito, MoU itu memfasilitasi pendampingan BPOM dalam pembentukan Otoritas Pengawas Obat dan Makanan Palestina yang independen. “MoU ini merupakan langkah kerja sama strategis dan signifikan bagi saudara kita di Palestina, khususnya mengatur kerja sama di bidang fungsi regulatori terkait produk farmasi, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetika, dan pangan olahan,” ujar Penny.

Penny menegaskan, kerja sama dengan Palestina sudah dilakukan sejak 2018. Dalam kerja sama itu BPOM telah melakukan pendampingan dalam peningkatan kapasitas regulator Palestina melalui kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) dengan Kementerian Kesehatan Palestina selama 4 (empat) tahun berturut-turut. Kementerian Kesehatan Palestina juga telah meminta BPOM untuk mendampingi Pembentukan Otoritas Pengawas Obat dan Makanan Palestina yang mandiri.

Sejak 2018-2022, BPOM telah aktif memberikan bantuan berupa pelatihan teknis untuk peningkatan kapasitas regulator Palestina. Berbagai pelatihan tersebut, antara lain Program Strengthening Cooperation in the Field of Drug Control through Knowledge Sharing (14-19 Oktober 2018 di Jakarta); Pelatihan Good Regulatory Practice in Medicine (5-6 Oktober 2019 di Amman, Yordania); Virtual Training program KSS bagi Regulator Obat dan Makanan Palestina (23-25 November 2020 di Jakarta, Indonesia dan Ramallah, Palestina); dan Virtual Training lanjutan program KSS bagi Regulator Obat dan Makanan Palestina (20-22 September 2022 di Jakarta, Indonesia dan Ramallah, Palestina).

Selain pelatihan teknis, BPOM juga telah menyampaikan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi Palestina. Pemerintah dan rakyat Palestina sendiri memiliki akses terbatas terhadap obat, vaksin, dan makanan yang sangat dibutuhkan. Keterbatasan akses obat dan makanan juga dialami oleh para pengungsi Palestina, baik yang berada di Gaza dan Tepi Barat, serta di luar Palestina, termasuk di Yordania.

“Penyampaian bantuan kemanusiaan merupakan komitmen BPOM dalam mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk membantu masyarakat Palestina mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, makanan yang bergizi, dan meringankan beban pengungsi Palestina dalam menghadapi musim dingin, " kata Penny.

BPOM telah memprakarsai bantuan kemanusiaan yang didukung oleh sejumlah pelaku usaha Obat dan Makanan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Bantuan tersebut telah disalurkan langsung kepada salah satu kamp pengungsi Palestina terbesar di Yordania, yaitu Kamp Talbieh.

Bantuan yang disalurkan berupa sebuah unit transportasi medis, peralatan medis, obat-obatan, selimut, baju hangat, serta makanan dan minuman bergizi. Selain itu, BPOM juga menyerahkan bantuan untuk pengungsi Palestina di kamp lain, seperti Kamp Baqa, Kamp Gaza, Kamp Hitten, dan Kamp Jerash.

Ke depannya, BPOM akan menyelenggarakan kegiatan sharing experience dengan pejabat senior level Kementerian Kesehatan Palestina guna mempelajari kebijakan BPOM dan lintas sektor yang mendukung sistem pengawasan Obat dan Makanan di Indonesia, serta melakukan kunjungan industri. Selain itu, diselenggarakan juga pelatihan teknis lanjutan di bidang obat, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetika, dan pangan olahan, serta review pembentukan otoritas pengawas obat dan makanan Palestina yang independen.

“Semoga penandatanganan MoU hari ini menghasilkan bentuk kerja sama yang dapat secara nyata dalam mendukung terwujudnya Otoritas Pengawas Obat dan Makanan Palestina yang independen,” kata Penny.(*)

(Presiden Joko Widodo (kanan) menyambut kedatangan Perdana Menteri Palestina Mohammad IM Shtayyeh di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (24/10/2022). Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Palestina Mohammad IM Shtayyeh. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.)