Yang Manis Yang Mematikan

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Minggu, 23 Oktober 2022 | 13:31 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 2K


Jakarta, InfoPublik - Rasanya manis, tak berwarna, dan tidak berbau. Namun jika mengonsumsinya, ia bisa mematikan. Ya, itulah senyawa yang akhir-akhir ini diduga merenggut puluhan nyawa anak-anak. Mereka diduga mengonsumsi obat penurun panas yang mengandung senyawa kimia ethylen glykol atau etilen glikol (C2H6O2); diethylen glycol atau dietilen glikol (DEG); atau ehylene glycol buthyl ether (EGBE).

Tiga senyawa itu berfungsi sebagai zat pelarut paracetamol yang dikenal susah larut dalam air. Etelin glikol merupakan anggota dari keluarga glikol (alkohol beracun) yang berasal dari senyawa etilen. Zat kimia ini bisa larut dalam air, sehingga kerap dimanfaatkan dalam produk komersial dan industri. alkohol beracun yang umumnya ditemukan di berbagai agen rumah tangga dan industri. Kandungan ini bisa juga digunakan sebagai zat pelarut.

Zat kimia ini umumnya ditemukan di berbagai agen rumah tangga dan industri. Kandungan ini bisa juga digunakan sebagai zat pelarut. Sama seperti etilen glikol, dua zat kimia lainnya itu juga merupakan zat pelarut yang sering digunakan untuk industri rumah tangga. Senyawa ini juga tidak berwarna dan berbau.

Etelin glikol bisa juga ditemukan pada produk perawatan kendaraan bermotor seperti cairan rem dan cairan radiator. Bagi kendaraan, zat itu berfungsi sebagai peredam panas dan sebagai anti karat.

Kandungan senyawa itu bisa mengganggu fungsi hati-paru-paru, otak, dan menyebabkan bayi lahir cacat.

Saat zat itu masuk ke dalam tubuh, glikol akan diubah menjadi asam glikolat. Penumpukan asam glikolat dalam tubuh ini pun akan menyebabkan sesak napas. Selain itu, asam glikolat juga akan diubah menjadi kalsium oksalat. Senyawa inilah yang memicu kerusakan ginjal.

Karena bahayanya itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut etilen glikol memberikan efek racun pada manusia. Gejala keracunan etilen glikol antara lain:

- sakit perut,
- muntah,
- diare,
- susah buang air kecil,
- sakit kepala,
- perubahan kondisi mental,
- gagal ginjal akut.

Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah kasus gangguan ginjal akut bertambah mencapai 241 kasus dari 22 provinsi per 21 Oktober. Dari seluruh kasus ini jumlah kematian mencapai 133 kasus alias telah menembus 55%.

Berdasarkan laporan yang direkap Kemenkes, kasus ini meningkat tiga kali lipat dalam tiga bulan terakhir. "Naiknya pesat sekali," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Jumat (21/10/2022).

Karena korban terus berjatuhan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merilis daftar obat sirop yang diduga tercemar etilen glikol melebihi jumlah yang diizinkan. Sampling dilakukan terhadap 39 bets dari 26 sirop obat.

Berikut obat yang diduga mengandung cemaran etilen glikol dan dietilen glikol.

1. Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan dus, Botol Plastik @ 60 ml.

4. Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan dus, Botol @ 60 ml.

5. Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan dus, Botol @ 15 ml.(*)

(Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Lies Dina Liastuti memberikan pernyataan saat konfrensi pers di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Kamis (20/10/2022). Lies Dina Liastuti menyampaikan sejak Januari hingga pertengahan Oktober 2022, pihak RSCM total mendapat rujukan 49 anak yang mengalami gagal ginjal akut dan 31 di antaranya meninggal dunia. ANTARA FOTO/Fauzan/nym.)