Isyarat Berakhirnya Pandemi COVID-19

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Jumat, 7 Oktober 2022 | 05:21 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 3K


Jakarta, InfoPublik - Presiden Joko Widodo menyebut dalam waktu tak lama lagi pemerintah akan mengumumkan akhir pandemi COVID-19. Pengakhiran pandemi ini karena penyebaran virus sudah mulai mereda.

"Mungkin sebentar lagi juga akan kita nyatakan pandemi sudah berakhir," kata Jokowi di acara Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (3/10/2022).

Sinyalemen akan berakhirnya pandemi sebelumnya pernah dilontarkan Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada pertengahan September lalu. Kata dia, akhir pandemi sudah di depan mata.

"Kita tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi. Kita belum sampai di sana, tapi akhir sudah di depan mata," kata Tedros.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyebut, syarat mutlak untuk menangani krisis pandemi SarS-CoV-2 adalah imunitas melalui vaksinasi yang memadai.

Jika syarat imunitas menjadi rujukan, bisa jadi Indonesia memang bakal mengakhir masa pandemi COVID-19. Merujuk data Mei 2022, Indonesia mencatatkan jumlah kasus COVID-19 sebanyak 8.177 kasus. Selama dua tahun lebih pandemi COVID-19 melanda Indonesia, ini merupakan ketiga kalinya Indonesia mencatatkan akumulasi kasus harian COVID-19 di bawah 10 ribu kasus dalam sebulan. Jumlah ini merupakan yang terendah ketiga, setelah Maret 2020 —bulan pertama pandemi— dan Desember 2021.

Pada Mei 2022 itu, rata-rata harian terdapat sekitar 273 kasus setiap harinya. Jumlah itu menurun 76 persen dibanding angka pada bulan sebelumnya (Maret). Jika dibandingkan secara tahunan, angka itu menurun sekitar 95 persen.

Penurunan kasus itu tampaknya yang membuat Presiden Joko Widodo memberi sinyal Indonesia akan mengakhir pandemi COVID-19.

Data Satgas COVID-19 menunjukkan, hingga akhir September 2022, pemerintah sudah memberi vaksin dosis pertama pada 204.523.962 orang. Sedangkan vaksinasi kedua sudah diberikan kepada 171.128.074 orang.

Sementara berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga 15 September 2022 pukul 18.00 WIB, cakupan vaksinasi booster baru mencapai 26,45% persen atau sekitar 62.080.191 orang.

Agar capaian vaksinasi ketiga (booster) meningkat, saat ini Kementerian Kesehatan telah menyusun sejumlah strategi. Peningkatan jumlah diperlukan agar kekebalan tubuh masyarakat meningkat.

“Meskipun saat ini persentase kasus harian COVID-19 terus menurun, vaksinasi primer dan booster terus kita gencarkan. Jadi, kalau ada gelombang baru COVID-19 kita lebih siap karena kekebalan tubuh kita masih kuat,” ujar Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan, M. Syahril.

Menurut Syahril, saat ini Kementerian Kesehatan telah mendorong seluruh kepala daerah baik gubernur maupun bupati/walikota untuk terus menjalankan vaksinasi COVID-19 bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya.

Akselerasi ini perlu dilakukan agar semakin banyak daerah yang cakupan vaksinasi ketiganya di atas 50 persen.

“Penyediaan sentra-sentra vaksinasi terutama di tempat-tempat publik, perlu kembali digalakkan untuk mendekatkan layanan vaksinasi kepada masyarakat,” kata Syahril.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga akan menerapkan strategi “jemput bola”.

“Jemput bola ini untuk memudahkan sasaran yang kesulitan mengakses layanan vaksinasi COVID-19. Caranya dengan mendatangi rumah-rumah, pasar maupun tempat publik lainnya," kata dia.(*)

(Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri pembukaan World Conference on Creative Economy (WCCE) di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (6/10/2022). Konferensi ekonomi kreatif internasional tersebut diharapkan dapat menghasilkan aksi strategis untuk ditindaklanjuti guna membangkitkan ekonomi dan memulihkan sektor ekonomi kreatif global. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.)