Mengenal Vaksin Indovac dan AWcorna

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Sabtu, 1 Oktober 2022 | 10:45 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 3K


Jakarta, InfoPublik - Kabar baik datang dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jumat (30/9/2022), mereka mengumumkan telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk dua vaksin: Indovac dan AWcorna.

Vaksin Indovac merupakan vaksin buatan Biofarma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine USA. Platform teknologi pengembangan vaksin Indovac yaitu platform protein rekombinan sub-unit (yeast based).

Sedangkan vaksin AWcorna Covid-19 adalah platform mRNA yang didaftarkan oleh PT Etana Biotechnology Indonesia (PT Etana) dan dikembangkan oleh Abogen-Yuxi Walvax, Cina.

“Ini merupakan pintu awal akses untuk memperoleh vaksin COVID-19 yang dibutuhkan masyarakat sebagai upaya strategis dalam penanggulangan pandemi dan perlindungan terhadap Covid-19,” kata Kepala BPOM Penny K Lukito, Jumat (30/9).

Vaksin ini tercatat telah melalui uji klinik fase I, II dan fase III. BPOM kata Penny, telah melakukan evaluasi yang dikaitkan dengan aspek khasiat, keamanan, dan mutu untuk vaksin tersebut, dengan standar evaluasi yang berlaku selama ini.

Vaksin Indovac akan digunakan dalam vaksinasi primer yang diberikan dalam 2 dosis suntikan (25 µg/dosis) dengan interval 28 hari. Efikasi Vaksin Indovac mengacu pada hasil uji imuno bridging pada uji klinik fase 3, menunjukkan antibodi netralisasi vaksin yang non-inferior dengan vaksin protein subunit pembanding (92,5 persen vs 87,09 persen).

Efek samping atau adverse events (AEs) dalam uji klinik Vaksin Indovac dilaporkan umumnya bersifat ringan. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah nyeri lokal dan nyeri otot (myalgia), yang kemunculannya sebanding dengan efek samping pada penggunaan vaksin rekombinan protein subunit pembanding yang sudah lebih dulu mendapatkan EUA.

"Tidak ada laporan kematian yang terkait dengan pemberian vaksin Indovac. Jadi efek samping vaksin yang dilaporkan umumnya ringan, nyeri lokal 13 persen (mialgia/nyeri otot)," kata Penny.

Pada 24 September 2022, kata Penny, BPOM telah menerbitkan EUA untuk Vaksin Covid-19 produksi dalam negeri, yaitu Vaksin Indovac. Vaksin Indovac dengan kandungan zat aktif rekombinan Receptor-Binding Domain (RBD) protein S virus SARS-Cov-2, merupakan vaksin COVID-19 dengan platform rekombinan protein subunit yang dikembangkan oleh PT Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, USA.

Dengan adanya diterbitkan izin penggunaan darurat vaksin Indovac, Indonesia tidak hanya bisa mencukupi kebutuhan domestik dengan produksi vaksin dalam negeri, tapi juga mampu memenuhi pasar ekspor sehingga mempunyai kepemimpinan (leadership) di mata internasional. “Vaksin ini menjadi vaksin COVID-19 pertama yang diproduksi secara lokal di dalam negeri mulai dari proses hulu hingga hilir,” kata Penny.

Kedua vaksin ini juga telah mendapatkan fatwa halal dari MUI dan sertifikasi halal dari BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal)," ujar Penny.(*)

(Wakil Menteri BUMN 1 Pahala Nugraha Mansury (kanan) meninjau mekanisme pelaksanaan Uji Klinis Fase 3 Vaksin IndoVac di Puskesmas Dago, Bandung, Jawa Barat, Senin (12/9/2022). Sebanyak 900 relawan usia 18 tahun ke atas mengikuti Uji Klinis Fase tiga Vaksin Indovac di Bandung dan Bali untuk memperoleh izin penggunaan darurat sehingga dapat diproduksi massal oleh Bio Farma dengan target 20 juta dosis tahap pertama. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/wsj.)