"Tentara Hitam" Pengurai Sampah

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Minggu, 25 September 2022 | 06:17 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 3K


Jakarta, InfoPublik - Data reale time Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut Indonesia memiliki sampah 29,565,740.01 ton/tahun. Jumlah itu merupakan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia.

Dari jumlah itu, sampah sisa makanan merupakan yang paling besar atau mencapai 40,27 persen. Sampah plastik mencapai 17,47 persen, kayu/ranting 12,95 persen, kertas/karton 11,67 persen, dan sisanya berupa logam, kain, kulit, kaca, logam, dan lainnya.

Namun data itu berbeda dengan data dari The Ecoomist Intelligence Unit. Lembaga ini mencatat, Indonesia menjadi negara penghasil sampah makanan (food waste) nomor dua terbesar di dunia dengan angka 23-48 juta ton sampah makanan sisa yang terbuang setiap tahunnya.

Banyaknya sampah sisa makanan ini tentu sangat meresahkan jika tak ditangani dengan baik. Lantas, bagaimana solusinya? Salah satunya melalui budidaya maggot.

Maggot adalah larva serangga Black Soldier Flies atau BSF (Hermetia Illucens). Karena warnanya hitam ada yang menyebut larva ini "lalat tentara hitam." Berbeda dengan lalat biasa, karena larva yang dihasilkan bukan larva yang menjadi medium penyakit. Siklus hidup maggot terjadi selama 40 hari.

Maggot berguna dalam proses penguraian bahan-bahan organik karena maggot mengkonsumsi sampah sayuran dan buah. Kemampuan Maggot dalam mengurai sampah sangat cepat. Dalam waktu 24 jam 10.000 ekor maggot BSF dapat mengurai 5 kg sampah organik. Maggot juga mampu memakan sampah organik sebanyak 2 hingga 5 kali berat badannya per hari.

Satu kilogram maggot bisa memangkas 2-5 kilogram sampah organik setiap harinya. Jumlah ini tentu sangat membantu mengurangi sampah organik yang ada di daerah kita secara signifikan. Maggot yang telah menjadi bangkai lalat BSF dapat digunakan sebagai pakan ternak karena proteinnya yang sangat tinggi yakni hingga 40-50%.

Karena efektivitasnya itu, banyak daerah yang sudah memanfaatkan maggot untuk mengurai sampah organik ini.

Tak hanya mengurangi timbunan sampah organik, maggot juga punya nilai ekonomis. 100 gram maggot kering dapat dijual mulai dari harga Rp 15.000 hingga Rp 30.000. Menarik bukan?

Lantas bagaimana cara budidaya? Gampang. Kita hanya membutuhkan kandang lalat BSF yang terbuat dari kayu atau papan yang bercelah sebagai tempat kawin maggot, wadah kecil untuk penetasan telur, dan rak untuk tempat pembesaran maggot. Kandang ditutup kawat atau kasa dan diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari.(*)

(Pembudidaya memantau perkembangan larva maggot Black Soldier Fly (BSF) di tempat budi daya maggot di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (13/9/2022). Budi daya maggot yang dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gunungsari Madiun tersebut menghasilkan 250 hingga 300 kilogram larva maggot per minggu dan dijual dengan harga Rp8 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Siswowidodo/foc.)