Indonesia Jadi Penengah dalam Penanganan Muslim Uighur

:


Oleh Norvan Akbar, Jumat, 20 Desember 2019 | 09:43 WIB - Redaktur: Admin - 313


JPP, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan bahwa sejak dulu Pemerintah Indonesia menjadi penengah dan mencari jalan terbaik terkait isu umat Muslim Uighur di Tiongkok.

“Kita menjadi penengah dan mencari jalan yang baik, bukan konfrontatif gitu ya. Oleh sebab itu, nanti Menlu (Menteri Luar Negeri) sudah bukan menyiapkan karena kasus lama ya. Kita sudah sering,” katanya di Jakarta, Kamis (19/12/2019).

Menko Polhukam mengungkapkan bahwa ada beberapa kelompok dari masyarakat yang turut berperan untuk mencari jalan tengah terkait isu Uighur ini.

“Dari kelompok masyarakat ada Majelis Ulama, Muhammadiyah, MUI, sudah ke sana, dan sebagainya. Kita cari jalan yang baik lah, kita tidak bisa mendiamkan peristiwa itu. Tapi juga kita harus tahu masalah yang sebenarnya,” jelasnya.

Dirinya juga mengatakan bahwa Menlu Retno Marsudi sudah melakukan langkah-langkah tertentu untuk menyelesaikan permasalahan terkait umat Muslim Uighur di Tiongkok.

“Itu Menlu sudah melakukan langkah-langkah ya. Kita punya jalan diplomasi lunak sejak dulu,” jelas Menko Polhukam Mahfud.

Menko Polhukam juga menegaskan bahwa Indonesia harus tetap objektif dalam memandang konflik yang terjadi. Menurut Menko Mahfud, banyak kawasan muslim di Cina, namun tidak mengalami hal yang sama dengan muslim di Uighur.

“Karna di Tiongkok itu kawasan muslim kan banyak juga, bukan hanya Uighur, saya pernah ke Beijing. Pernah ke tempat lain aman-aman aja tuh, tapi kalau di Uighur terjadi begitu, ada apa?” tuturnya.

Menko Polhukam menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia melalui Menlu akan melakukan langkah-langkah yang efektif untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Kita harus mencoba lebih objektif melihat seluruh persoalan itu dan untuk itulah maka nanti Ibu Menlu melalui diplomasi lunaknya, bebas aktifnya itu, akan melakukan langkah-langkah yang baik untuk kebaikan umat manusia,” tegasnya. (pol)