Mencermati Kinerja Ekspor dengan Optimisme di Awal Tahun 2021

:


Oleh DT Waluyo, Jumat, 26 Februari 2021 | 20:27 WIB - Redaktur: Ahmed Kurnia - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kinerja ekspor di Januari 2021 menorehkan catatan manis. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengkonfirmasi, adanya pertumbuhan ekspor migas dan non migas pada Januari 2021 sebesar 12,24% (year on year/yoy) atau setara US$15,30 miliar. Angka tersebut, sebagaimana dicatat Badan Pusat Statistik (BPS), lebih rendah atau menurun 7,48% month on month (mom) dibandingkan Desember 2020.

"Kalau kita lihat ekspor secara keseluruhan, terjadi pertumbuhan yang sehat yaitu 12,24%, pertumbuhannya dari Januari 2021 dibandingkan dengan Januari 2020. Seperti yang kita tahu di Januari 2020 itu masih belum terjadi pandemi, belum terjadi PSBB, tapi angka ekspor kita di 2021 melampaui lebih dari 12%," ujar Lutfi dalam konferensi pers, Kamis (25/2).

Dalam catatan BPS, pada bulan Desember 2020 nilai ekspor nasional  sebesar US$16,54 miliar, capaian ekspor pada bulan Januari 2021 ini turun 7,48%. Penurunan nilai ekspor tersebut didorong oleh penurunan ekspor minyak dan gas (migas) sebesar 13,24% mom. Pun dengan ekspor non migas tercatat turun 7,11% mom. 

 “Ini sesuai siklus, di tahun sebelumnya ekspor pada Desember ke Januari selalu menurun karena pada Desember banyak kegiatan, sementara pada Januari ada libur awal tahun dan baru mulai bergeliat,” ujar Kepala BPS Suhariyanto, lewat video conference, Senin (15/2/2021). 

Mencermati data yang ada, kinerja ekspor Indonesia terbagi atas ekspor migas dan non migas. Besaran ekspor non migas mencapai US$14,42 miliar atau tumbuh 12,49% yoy. Sementara nilai ekspor migas tercatat sebesar US$0,88 miliar (tumbuh 8,31% yoy).

Adapun negara utama tujuan ekspor, masih belum beranjak dari pasar tradisional alias pasar lama. Antara lain negara China, Amerika Serikat, Jepang, India, dan Malaysia. Mereka merupakan pasar utama untuk 10 produk unggulan non migas, seperti lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, besi dan baja, mesin dan perlengkapan elektrik, kendaraan dan bagiannya, karet dan barang dari karet, mesin dan peralatan mekanis, alas kaki, berbagi produk kimia dan bijih, terak, dan abu logam.

Sementara itu, komoditas yang mengalami pertumbuhan ekspor tertinggi adalah tembaga dan produknya (tumbuh 47,49%), bahan kimia anorganik (41,11%), pulp  (19,05%), batubara tumbuh 8,72%, karet dan produknya tumbuh 7,22%.

Di samping ada sejumlah produk mengalami lonjakan nilai, namun ada juga sejumlah produk ekspor yang menurun tajam pada Januari 2021 ini bila dibandingkan Desember 2020. Produk yang mengalami pelemahan terbesar adalah bijih logam turun 44,39%, kopi, teh dan rempah turun 33,14%, timah dan produknya turun 26,73%, bahan kimia organik 22,70% serta ikan dan udang 18,72%.

Dalam penilaian Mendag, penurunan ekspor secara bulanan tersebut lebih dikarenakan adanya musim liburan yakni Natal dan Tahun Baru dan pasar yang dianggap slowdown di 3 bulan pertama. Namun, secara keseluruhan Kemendag menilai terdapat perbaikan kinerja ekspor baik dari sisi migas maupun non migas.

Optimisme Perdagangan 2021

Membaiknya kinerja perdagangan itu, juga membangkitkan optimisme di banyak kalangan. Kementerian Keuangan (Kemenkeu), melaporkan adanya pertumbuhan penerimaan bea keluar sebagai basis pajak ekspor selama Januari 2021. Dalam laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2021, tercatat realisasi bea keluar sebesar Rp1,11 triliun, dibandingkan realisasi di periode sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 110 miliar. Artinya angka realisasi bea keluar tumbuh hingga 923% year on year (yoy).

Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, pencapaian bea keluar dalam bulan Januari 2021 itu setara dengan 62,26% dari outlook akhir tahun ini sejumlah Rp1,79 triliun. Menkeu pun optimistis target tersebut bisa tercapai seiring dengan tren perbaikan ekspor akibat pemulihan ekonomi global.

Mencermati angka-angka ekspor di bulan Januari 2021, tidak dipungkiri hal itu merupakan modal positif di bulan-bulan berikutnya. Sama seperti Menkeu, Mendag pun berkeyakinan, situasi perdagangan/ekonomi akan semakin membaik, seiring dengan gerakan vaksinasi di seluruh dunia yang diyakini pada pengendalian pandemi COVID-19. Ujungnya adalah adanya pemulihan ekonomi dunia. Dalam kalkulasi Kemendag, kinerja ekspor non migas nasional di tahun 2021 ini pun bisa mencapai US$164,76 miliar atau tumbuh hingga 6,3% dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2020, realisasi ekspor nonmigas mencapai US$155 miliar.

Proyeksi optimis nilai ekspor tersebut dipengaruhi sejumlah faktor. Diantaranya adalah, suksesnya pelaksanaan vaksinasi, baik di dalam negeri maupun di negara-negara mitra dagang utama. Faktor lainnya, adalah adanya akselerasi atau reformasi yang dihasilkan dari Undang-Undang Cipta Kerja.

Dari sisi produk, pemerintah juga membuat sejumlah terobosan atas sejumlah produk bernilai tinggi yang berpotensi diekspor ke negara tujuan baru. Antara lain, produk industri otomotif, logam dan produk logam, karet dan produk karet, elekronik dan beberapa produk lain.

Sekedar menyebut contoh, pemerintah mendorong produk logam untuk masuk pasar baru, seperti Turki, China, Uni Emirat Arab, Filipina. Lalu, karet dan produk karet akan diekspor ke China, Australia, dan Vietnam. Sementara pasar baru produk elektronik adalah Amerika Serikat dan China.

Sebagaimana pernah disampaikan Mendag Lutfi dalam sesi konferensi pers “Trade Outlook 2021” secara virtual, Jumat (29/1/2021). Pihaknya menargetkan adanya peningkatan ekspor nonmigas ke negara-negara mitra dagang utama. Ekspor ke China misalnya, diproyeksi ekspor ke negara ini akan tumbuh 7,86%, meski realisasi ekspor di 2020 mengalami penurunan sebesar 0,57%.

Lalu, ekspor ke Amerika Serikat diproyeksi bisa tumbuh 3,87%, Jepang tumbuh 2,97%, India tumbuh 8,67%, Singapura tumbuh 3,84%. Selain itu, terbuka pula angka pertumbuhan ekspor dari negara mitra utama lainnya seperti Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Thailand, Vietnam dan Belanda. Tampaknya, yang juga tidak kalah penting, adalah terbukanya peluang ekspor ke negara-negara tujuan baru.

Keterangan Foto: Kegiatan ekspor meningkat pesat di bulan Januari 2021. Kemenkeu catat penerimaan Bea Keluar melesat 923% (Foto: Dok. Bea Cukai)