Kementan Dorong Kemitraan dan Integrasi antara Kebun dengan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

:


Oleh Berry, Senin, 9 Desember 2019 | 14:16 WIB - Redaktur: Admin - 376


JPP, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) sudah membuat roadmap kelapa sawit sampai tahun 2045, di mana saat ini sudah ada Intruksi Presiden (Inpres) No 8 Tahun 2018 dalam rangka Peningkatan Produktifitas Kelapa Sawit.

Demikian disampaikan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Junaedi dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (Dismed FMB’9) bertema “Diskriminasi Kelapa Sawit, B30 Siap Meluncur” di Ruang Serba Guna Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jakarta, Senin (9/12/2019).

“Dengan mempertimbangkan berbagai hal kenapa pemerintah untuk sementara menunda terlebih dahulu, tujuannya adalah untuk mlakukan peremajaan sawit rakyat, juga dalam rangka perbaikan tata kelola perkebunan,” ujar Dedi.

Menurut Direktur Pengolahan dan Pemasaran Ditjen Perkebunan Kementan, dari segi suply hingga saat ini tidak ada masalah berarti. Karena melalui Inpres No. 8 Tahun 2018 tersebut, khususnya mengenai peremajaan sawit rakyat dan perbaikan tata kelola.

Saat ini, lanjut Dedi, Dirjen Perkebunan sudah menginventaris ada 2,4 juta hektare kebon plasma atau yang saat ini lebih dikenal dengan kebun mandiri atau swadaya. Ini yang menjadi fokus kita bersama.

“Selain itu, kita juga ingin mendorong kemitraan sehingga harus terintegrasi antara kebun dengan pabrik pengolahannya. Progres peremajaan sawit raya, sampai minggu kedua November 2019, ada 120.000 lebih hektar kebun kelapa sawit,” ulas Dedi.

Untuk itu, Dedi menjelaskan, pemerintah terus melakukan percepatan-percepatan, salah satunya dengan mengembangkan online sistem dan terintegrasi antara pusat daerah. “Tujuannya, menjamin pasokan tidak akan terancam, juga kepastian usaha di sektor hilir untuk para pelaku usaha bodiesel,” jelas Dedi.

Dalam Inpres No. 8 Tahun 2018, menurut Dedi, ada juga working group infrastruktur. Dengan tugas utamanya melakukan percepatan. Terutama di sentra-sentra kebun mandiri yang harus diperbaiki demi perbaikan mutu dan kualitas untuk diangkut ke pabrik kelapa sawit.

“Bantuan dari pemerintah berupa benih, pupuk dan lainnya dalam rangka meningkatkan produktifitas terus dilakukan. Saat ini, rata-rata produktifitas sudah mencapai 6 ton. Meskipun harus diakui masih ada beberapa kendala. Tapi target kita memang sampai 10 tahun. Ini baru masuk tahun ke 3,” papar Dedi.

Selain Direktur Pengolahan dan Pemasaran Ditjen Perkebunan Kementan Dedi Junaedi, turut hadir sebagai narasumber dalam Dismed FMB’9 kali adalah Deputi Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud dan Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andrian Feby Misna.

Acara Dismed FMB’9 ini bisa diikuti secara langsung di www.fmb9.go.id, FMB9ID_ (Twitter), FMB9.ID (IG), FMB9.ID (FB), dan FMB9ID_IKP (Youtube), pukul 13.00 WIB. (nbh)