Hemat Devisa, Minyak Biodisel Sanggup Gantikan Impor Solar Senilai Rp 51,73 Triliun

:


Oleh Endang Saputra, Senin, 9 Desember 2019 | 14:30 WIB - Redaktur: Admin - 804


JPP, JAKARTA - "Minyak Biodisel dengan jenis B20 sanggup menggantikan impor solar sebesar 3,5 juta kilo liter seingga dapat menghemat devisa senilai 3,5 miliar dolar AS atau RP 51,75 triliun," tukas  Musdhalifah Machmud Deputi Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian dalam diskusi media Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9)  bertema “Diskriminasi Kelapa Sawit, B30 Siap Meluncur” di Ruang Serba Guna Kemkominfo, Jakarta pada Senin, 9 Desember 2019.

Menurutnya, Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia dengan produksi 45 juta ton pada tahun 2019. Negara tujuan ekspor utamanya adalah India, China dan negara-negara Eropa. Untuk biodisel 3,5 juta kilo liter untuk dalam negeri. Program-program pemerintah sangat banyak untuk membuat rogram sawit berkelanjutan sehingga ramah lingkungan.

Ia menambahkan total nilai ekspor kelapa sawit mencapai 21,4 miliar dolar AS dan melbihi nilai ekspor migas. Sedangkan tenaga kerja yang terlibat langsung berjumlah 5,5 juta orang dan 12 juta orang tenaga kerja tak langsung."Peningkatan tenaga kerja sektor sawit Indonesia sebesar 10,8% setiap tahunnya yang secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat," paparnya lagi.

Musdhalifah menambahkan bahwa Indonesia terus memacu pengelolaan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan yang memiliki dampak ganda yakni demi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjadi kunci dalam pengendalian perubahan iklim. 

Menurutnya, untuk menjawab tantangan tentang pengelolaan sawit berkelanjutan, pemerintah Indonesia telah mengambil sejumlah langkah nyata. Mulai dari memberlakukan moratorium pembukaan hutan primer dan gambut hingga moratorium izin baru kebun sawit dan melakukan evaluasi kebun yang ada. 

Terbaru, Presiden Joko Widodo baru saja meneken Instruksi Presiden No 6 tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN KSB). “Pengelolaan sawit berkelanjutan sangat penting pada setiap kebijakan pemerintah Indonesia,” katanya.

Tujuannya adalah menjadi dokumen acuan bagi berbagai pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan perkebunan kelapasawit berkelanjutan di Indonesia.Juga sebagai alat untuk memperkuat koordinasi dan sinergitas berbagai pihak dalam mencapai tujuan pembangunan kelapa sawit berkelanjutandi Indonesia. Selanjutnya sebagai alat untuk meningkatkan pemantauan pelaksanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. 

Acara juga menghadirkan beberapa narasumber lain terkait topik yaitu dari Dedi Junaedi Direktur Pengolahan dan Pemasaran Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, dan Andrian Feby Misna Direktur Bioenergi Kementerian ESDM.

Acara FMB9 ini bisa diikuti secara langsung di www.fmb9.go.id, FMB9ID_ (Twitter), FMB9.ID (IG), FMB9.ID (FB), dan FMB9ID_IKP (Youtube), pukul 13.00 WIB.***