- Oleh MC KOTA PONTIANAK
- Rabu, 23 April 2025 | 13:19 WIB
: Role Model Penanganan Banjir Pontianak | Foto : MC Pontianak
Oleh MC KOTA PONTIANAK, Rabu, 19 Maret 2025 | 08:01 WIB - Redaktur: Untung S - 197
Pontianak, InfoPublik – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak terus memperkuat upaya mitigasi banjir dengan menjadikan hasil penelitian akademik sebagai dasar dalam perumusan kebijakan.
Hal itu disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (BAPPERIDA) Kota Pontianak, Sidig Handanu, dalam acara Sosialisasi Hasil Pengembangan Skenario Bahaya Banjir untuk Kota Pontianak, Selasa (18/3/2025).
Sidig menyampaikan apresiasi kepada FINCAPES University of Waterloo yang telah memilih Pontianak sebagai lokasi kerja program Flood Impact di Indonesia. Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesiapsiagaan Kota Pontianak terhadap risiko banjir yang semakin meningkat akibat perubahan iklim.
“Kondisi topografi Kota Pontianak yang rendah membuat kota ini rentan terhadap genangan dan banjir. Ditambah dengan perubahan iklim, kita semakin sering menghadapi curah hujan tinggi yang menyebabkan genangan, sementara kalau tidak hujan seminggu dua minggu, risiko kebakaran lahan meningkat,” ujarnya.
Sebagai bagian dari komitmen Pemkot Pontianak dalam mengatasi permasalahan genangan, Sidig menegaskan bahwa Wali Kota Pontianak telah memasukkan isu ini dalam program 100 hari kerjanya. Lebih lanjut, ia mengapresiasi tim dari Universitas Syiah Kuala yang telah melakukan penelitian skenario bahaya banjir sejak Juli 2024. Hasil studi tersebut, menurutnya, sangat penting untuk perencanaan ke depan.
“Hasil penelitian ini akan menjadi salah satu referensi dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2030,” katanya.
Sidig juga menjelaskan bahwa Pemkot Pontianak terbuka sebagai lokasi program-program donor luar untuk memecahkan permasalahan kota, termasuk mencari alternatif pembiayaan di luar APBD dan APBN. “Kami menyambut baik apabila ada program-program (donor luar) lain yang dilakukan di Pontianak,” katanya.
Project Officer Climate FINCAPES, Mawardi Muhammad, mengatakan bahwa dukungan ini merupakan upaya dari Universitas Waterloo untuk mendorong ketahanan daerah terhadap bencana. “Hasil skenario banjir Kota Pontianak ini akan menjadi bahan untuk proyek selanjutnya dengan pendekatan aktuaria,” kata Mawardi.
Prof. Ella Meilianda, FINCAPES Project Pontianak, menjelaskan bahwa genangan dan banjir di Pontianak dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga penanganannya memerlukan pendekatan yang komprehensif. “Tidak hanya dokumen yang kami hasilkan, data-data yang kami dapat di lapangan juga kami bagikan ke Pemkot agar dapat dimanfaatkan lebih lanjut,” katanya.
Dengan menjadikan hasil penelitian akademik sebagai dasar kebijakan, Pemkot Pontianak berharap dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan kota terhadap risiko banjir. Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya menyusun perencanaan pembangunan yang lebih matang dan berkelanjutan. (Jemi Ibrahim)