- Oleh MC KAB MERANTI
- Rabu, 23 April 2025 | 11:28 WIB
: SDN Proyonanggan 5, liburkan siswa karena terendam banjir.
Oleh MC KAB BATANG, Kamis, 30 Januari 2025 | 18:13 WIB - Redaktur: Untung S - 209
Batang, InfoPublik – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Batang Kota pada Rabu (29/2/2025) menyebabkan banjir di sejumlah titik. Akibatnya, belasan sekolah di kawasan tersebut terpaksa menghentikan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan beralih ke pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada Kamis (30/1/2025).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang, Bambang Suryantoro S, mengungkapkan bahwa banjir yang merendam beberapa lingkungan sekolah memaksa pihaknya untuk mengambil keputusan tersebut demi keselamatan siswa dan tenaga pendidik.
“Dari laporan yang kami terima, sekitar 12 sekolah terdampak banjir. Beberapa di antaranya sudah tergenang sejak malam sebelumnya, sehingga langsung meliburkan siswa. Ada pula sekolah yang terpaksa memulangkan siswa karena kondisi tidak memungkinkan untuk melanjutkan kegiatan belajar di sekolah,” ujar Bambang saat ditemui di Disdikbud Batang, Kamis (30/1/2025).
Berdasarkan data yang diterima Disdikbud Batang, sebanyak 13 sekolah di wilayah Batang Kota terpaksa menerapkan pembelajaran dari rumah (BDR). Sekolah-sekolah tersebut adalah:
“Keputusan untuk memberlakukan pembelajaran daring ini sudah kami terima dan disetujui oleh pihak Disdikbud Batang,” kata Bambang. “Kami memahami bahwa keputusan ini sangat penting demi menjaga keselamatan anak-anak. Pembelajaran jarak jauh adalah solusi terbaik dalam situasi seperti ini. Kami berharap para orang tua dapat mendampingi anak-anak belajar di rumah,” imbuhnya.
Sejak musim hujan tiba, Disdikbud Batang telah memberikan imbauan kepada seluruh SD dan SMP untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan menghadapi potensi bencana, terutama banjir.
“Keamanan siswa dan guru adalah prioritas utama. Setelah itu, baru masalah sarana dan prasarana sekolah serta aspek teknologi informasi (IT). Jika ada sekolah yang memutuskan untuk meliburkan siswa atau memberlakukan PJJ, hal itu semata-mata untuk keselamatan mereka,” tegas Bambang.
Salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran dari rumah adalah SDN Proyonanggan 5 Batang. Hartono, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SDN Proyonanggan 5, menjelaskan bahwa keputusan untuk melaksanakan BDR diambil setelah mempertimbangkan kondisi lingkungan sekolah yang tergenang banjir.
“Kami terus memantau situasi sejak pagi melalui grup komunikasi sekolah. Dari laporan penjaga sekolah dan pantauan CCTV, halaman sekolah tergenang air, dan akses jalan terendam hingga setinggi lutut,” terang Hartono.
Setelah memeriksa kondisi tersebut, pihak sekolah memutuskan untuk menerapkan pembelajaran dari rumah (BDR). Para guru tetap hadir di sekolah untuk memberikan tugas melalui platform daring.
“Kami mengutamakan keselamatan siswa dan tenaga pengajar. Mengingat cuaca ekstrem yang disertai hujan deras dan angin kencang masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan, kami memilih solusi ini untuk mencegah risiko yang lebih besar,” lanjutnya.
Banjir yang melanda Batang ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk terus waspada menghadapi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana alam.