- Oleh MC KAB AGAM
- Kamis, 9 Januari 2025 | 20:23 WIB
: Sebanyak 73 hewan ternak di Kabupaten Temanggung terdeteksi terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Kamis, 9 Januari 2025 | 19:07 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 62
Temanggung, Infopublik – Sebanyak 73 hewan ternak di Kabupaten Temanggung terdeteksi terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Temanggung, Joko Budi Nuryanto, menyampaikan bahwa langkah awal pencegahan penularan dilakukan melalui desinfeksi dan dekontaminasi di pasar hewan.
“Desinfeksi dan dekontaminasi adalah prosedur wajib yang harus diterapkan di semua pasar hewan,” ujarnya, Kamis (9/1/2025).
Joko menjelaskan bahwa 73 hewan yang terpapar PMK saat ini sedang dalam pengobatan dan pemantauan. Data tersebut tercatat per 6 Januari 2025, dengan persebaran di 11 kecamatan dari total 20 kecamatan di Temanggung.
“Di Kecamatan Tretep ada 5 ekor, Candiroto (6), Jumo (1), Ngadirejo (12), Parakan (12), Kedu (8), Bejen (6), Tlogomulyo (4), Kaloran (12), Kranggan (1), dan Pringsurat (6),” paparnya.
Kecamatan yang terdapat kasus PMK kini ditetapkan sebagai zona merah, sementara kecamatan lainnya masih bebas dari kasus.
Joko menegaskan pentingnya biosecurity dan dekontaminasi, termasuk desinfeksi kandang serta peralatan yang digunakan petugas. “Petugas juga diminta mengganti perlengkapan saat menangani hewan sakit sebelum berpindah ke hewan lain,” tambahnya.
Seluruh kejadian PMK dilaporkan melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Indonesia (iSIKHNAS) untuk memantau perkembangan kasus.
Kepala UPT Pasar Hewan, drh. Antik Choriyah, menyatakan bahwa dinas terkait telah melaksanakan vaksinasi gratis bagi peternak kecil untuk mencegah penyebaran PMK. “Peternak besar diharapkan melakukan vaksinasi secara mandiri. Populasi sapi di Temanggung saat ini mencapai sekitar 19.800 ekor,” ujarnya.
Ia menambahkan, kasus PMK tahun lalu terjadi pada sapi, kerbau, kuda, dan kambing, namun tahun ini baru ditemukan pada sapi. Berdasarkan penelusuran, sapi yang terpapar PMK berasal dari Sukorejo, bukan dari wilayah Temanggung.
Antik berharap kasus PMK tidak mengalami lonjakan dan segera mereda. “Kami juga melakukan desinfeksi terhadap lalu lintas ternak, termasuk kendaraan yang masuk dan keluar pasar hewan, untuk membunuh virus dan mencegah penyebaran PMK,” pungkasnya.
(Aiz;Ekp)