- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Kamis, 28 November 2024 | 18:33 WIB
: Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Dr. Ir. Indyah Aryani, MM, menyampaikan laporan Rapat Evaluasi Akhir Pengendalian Penyakit Hewan dan Pembangunan Peternakan. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Morazen Surabaya pada 28–29 November 2024 dan dihadiri oleh 300 peserta dari berbagai instansi terkait.-Foto: Mc.Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Kamis, 28 November 2024 | 18:24 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 67
Surabaya, InfoPublik- Guna memperkuat sektor peternakan dan mengakselerasi pemulihan produksi pasca wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD), Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur menggelar Rapat Evaluasi Akhir Pengendalian Penyakit Hewan dan Pembangunan Peternakan.
Kegiatan ini berlangsung di Hotel Morazen Surabaya pada 28–29 November 2024 dan dihadiri oleh 300 peserta dari berbagai instansi terkait.
Acara ini menjadi momen penting untuk mengevaluasi kinerja pengendalian penyakit hewan, program peningkatan populasi ternak, hingga persiapan fasilitas Rumah Potong Hewan (RPH) menuju sertifikasi halal.
Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Dr. Ir. Indyah Aryani, MM, Kamis (28/11/2024) menyampaikan bahwa meskipun wabah PMK dan LSD belum sepenuhnya tuntas, upaya bersama telah berhasil mengendalikan dampaknya. "Melalui vaksinasi dan kerja keras berbagai pihak, Jawa Timur mampu menunjukkan capaian signifikan dalam pengendalian penyakit hewan," ujar Indyah.
Rapat ini juga menyoroti langkah ke depan dalam pembangunan sektor peternakan, termasuk akselerasi program inseminasi buatan, penataan RPH halal, serta penguatan investasi peternakan untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Fokus Evaluasi dan Rencana 2025
Beberapa poin evaluasi utama dalam rapat ini meliputi:
1.Kinerja vaksinasi PMK dan LSD 2024 serta rencana kerja 2025.
2.Evaluasi program inseminasi buatan, terutama terkait mekanisme pelayanan pasca keterbatasan biaya operasional pada 2025.
3.Penataan Rumah Potong Hewan (RPH) dan Tempat Pemotongan Unggas (TPU) menuju fasilitas halal.
4.Hearing bersama kepala dinas kabupaten/kota untuk meningkatkan investasi sektor peternakan.
Rapat ini juga menjadi ajang pemberian penghargaan kepada pemerintah daerah dan individu berprestasi di bidang peternakan, seperti, Sertifikasi ISO 37001:2016 untuk sistem manajemen anti-penyuapan, penghargaan kepada daerah dengan pelaporan kelahiran hasil inseminasi buatan terbanyak. Sertifikat halal RPH ruminansia untuk tujuh kabupaten/kota, penyerahan simbolis buku Road Map Perbibitan Sapi Potong dan Sapi Perah Jawa Timur 2025–2029.
Ia juga mengharapkan, kegiatan ini dapat menjadi momentum bagi Jawa Timur untuk terus memimpin dalam sektor peternakan di Indonesia. Dengan sinergi antara pemerintah, organisasi profesi, dan masyarakat peternakan, Jawa Timur siap menghadapi tantangan ke depan demi menciptakan industri peternakan yang tangguh, berkelanjutan, dan berdaya saing. (MC Prov Jatim /hjr-jal/eyv)