- Oleh MC PROV GORONTALO
- Senin, 18 November 2024 | 23:36 WIB
: Serunya pertunjukan Panggung Boneka yang dikelola oleh Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Panggung ini dipentaskan untuk menyemarakkan Festival Maleo Gorontalo 2024 di Danau Perintis. (Foto: Diah Ayu)
Oleh MC PROV GORONTALO, Senin, 18 November 2024 | 15:31 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 165
Bone Bolango, InfoPublik – Puluhan siswa dari dua lembaga pendidikan tampak bergembira di Panggung Boneka arena Festival Maleo Gorontalo 2024. Mereka berasal dari Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Al-Ishlah dan Brillikids.
Kedatangan mereka di Festival Maleo Gorontalo adalah untuk mengenal kehidupan satwa liar di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Salah satu metode yang digunakan dalam pengenalan satwa liar ini adalah cerita panggung boneka.
Panggung boneka ini dikelola oleh Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) sebagai sarana untuk mengedukasi anak-anak melalui cerita boneka yang dimainkan sejumlah orang di dalam panggung.
Sebelum cerita dipentaskan, Dini Rahmanita selaku staf Balai TNBNW memberi pengantar cerita di depan para siswa, Dini juga mengenalkan para pemain dan boneka yang dimainkannya.
“Kami membangun alur cerita sederhana yang mudah dipahami anak-anak. Panggung boneka menjadi sebuah alternatif media kampanye penyadartahuan konservasi yang cukup efektif digunakan, terutama bagi anak-anak usia dini (TK-SD),” ungkap Dini, Sabtu (16/11/2024).
Sebagai sarana alternatif, melalui panggung boneka ini anak-anak diberikan pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang bagaimana memperlakukan alam, termasuk di dalamnya satwa liar.
Aris Setyawan, seorang penyuluh kehutanan Balai TNBNW, menceritakan bagaimana interaksi anak-anak dengan kisah yang dipentaskan.
“Banyak anak yang larut dalam alur cerita, saat konflik antara pemburu dan satwa mulai menaik, anak-anak terlihat emosinya, mereka membela satwa yang terancam ditembak, anak-anak berteriak memberi tahu sang boneka agar lekas lari menghindari pemburu. Mereka merasa lega saat polisi kehutanan datang menangkap sang pemburu,” tutur Aris.
Melalui panggung boneka ini, Balai TNBNW berupaya menyampaikan pesan melalui audio visual yang atraktif, atraksi ini menstimulasi perhatian siswa untuk lebih fokus sehingga pesan konservasi yang disampaikan bisa cepat diterima.
“Dari pertunjukan ini, kami melihat anak-anak sangat antusias menyimak alur cerita, emosi mereka terbawa saat melihat predator dan pemburu yang akan memangsa telur dan memburu burung maleo, mereka spontan berteriak 'jangaaaan! Terus mereka juga terlihat ikut senang saat maleo bercengkrama dengan sahabatnya si rangkong,” ujar Aris.
Atraksi panggunh boneka dimainkan oleh pegawai dan Ibu-ibu Darma Wanita Persatuan Balai TNBNW. Mereka adalah Dini Rahmanita sebagai narator, Hendra Dwi Purnama sebagai Maleo, Amal Hidayat sebagai Rangkong dan Kepala Desa, Aris Setyawan sebagai Petugas Balai TNBNW dan anjing, Fendi Saputra sebagai pemburu dan ular, Indarwati sebagai penjual burung maleo, serta Siti Masruroh sebagai pembeli burung maleo. Sementara yang menjadi badut maleo sebagai maskot adalah Zaenal Arifin.
Media seni pertunjukan panggung boneka ini sejak lama dikenal orang. Banyak generasi tumbuh dari tontonan media ini yang juga memberi tuntunan nilai baik yang memberi arahan sikap kepada anak-anak di masa dewasanya. Meskipun zaman sekarang banyak alternatif ragam media hiburan kepada anak-anak, namun panggung boneka ini tetap memikat.
Festival Maleo Gorontalo 2024 dilaksanakan pada Jumat hingga Minggu (15-17/11/2024), berlokasi di Danau Perintis, Kabupaten Bone Bolango.
Festival Maleo Gorontalo 2024 ini dikelola secara kolaboratif apik oleh Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Bone Bolango, Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW), Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia Program, Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (BIOTA), serta Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS). (mcgorontaloprov)