- Oleh MC KOTA PADANG
- Jumat, 15 November 2024 | 10:19 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Jumat, 15 November 2024 | 04:55 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 77
Padang, InfoPublik - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menggelar evaluasi terkait debat perdana pasangan calon (Paslon) kepala daerah di Hotel Pangeran Beach, Kota Padang, Provinsi Sumbar pada Kamis (14/11/2024).
Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan pelaksanaan debat kedua yang lebih tertib, lancar, dan aman.
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Sumbar, Jons Manedi, menjelaskan bahwa debat kedua akan mengusung tema Reformasi Ekonomi, Pengelolaan Sumber Daya Alam, dan Infrastruktur Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Rakyat. Debat ini dijadwalkan berlangsung pada 19 November 2024 di Hotel Truntum.
“Dari catatan kami, keamanan berjalan baik pada debat pertama, dan aspek lain seperti parkir dan kesehatan Paslon juga jadi perhatian penting untuk kelancaran,” ungkap Jons Manedi.
Jons menyampaikan bahwa masukan dari sejumlah pihak telah diakomodir termasuk penguatan konten debat, seperti materi pertanyaan, penataan ruang, moderator, dan sub-tema per sesi debat.
“Kami sudah melakukan evaluasi bersama stakeholder dan tim LO dari kedua Paslon. Ini bertujuan untuk memastikan penyelenggaraan debat putaran kedua dapat berlangsung lebih optimal,” tambah Jons.
Jons menjelaskan bahwa pemilihan panelis telah mengikuti petunjuk teknis yang berlaku, yang sudah memasukkan perwakilan dari unsur agama dan budaya.
Menanggapi hal itu, Ketua Panelis, Khairul Fahmi, menyebutkan bahwa tema debat sudah disusun berdasarkan RPJP dan visi misi Paslon. Dengan pendekatan untuk menggali pemahaman Paslon terhadap isu-isu kunci.
“Kami akan merancang tema dan bahasa yang lebih sederhana pada debat kedua agar mudah dipahami oleh Paslon dan audiens,” tutur Khairul Fahmi.
Pemimpin Redaksi media online mimbarsumbar.id, Almudazir, memberikan masukan agar KPU mempertimbangkan penambahan panelis dari kalangan profesional seperti tokoh agama, adat, dan pelaku usaha untuk memperkaya perspektif pertanyaan.
“Saat ini mayoritas panelis berlatar belakang akademisi. Menambahkan panelis dari unsur tokoh agama atau adat bisa lebih mencerminkan identitas budaya Sumbar sebagai negeri ‘Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah’,” kata Almudazir.
(MC Padang/Marajo)