Hadiri Gala Dinner 2nd UNESCO IOC: Abdullah Bahas Kesiapsiagaan 20 Tahun pasca Tragedi Tsunami

: Kadisparpora Aceh Besar Abdullah S.Sos menghadiri Gala Dinner Acara 2nd UNESCO IOC Global Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh 2024 di Hermes Hotel, Banda Aceh, Minggu (10/11/2024).


Oleh MC PROV ACEH, Senin, 11 November 2024 | 15:24 WIB - Redaktur: Juli - 207


Banda Aceh, InfoPublik - Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Aceh Besar, Abdullah mewakili menghadiri Gala Dinner dalam rangka 2nd UNESCO IOC Global Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh 2024 yang digelar di Hermes Hotel, Banda Aceh, pada Minggu (10/11/2024).

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian simposium internasional yang memperingati tragedi tsunami Samudera Hindia pada 2004.

Gala Dinner yang mengangkat tema Two Decades After 2024 Indian Ocean Tsunami,  Reflection and the Way Forward ini dihadiri oleh lebih dari 1.000 peserta dari berbagai negara. Mereka terdiri dari ilmuwan, ahli kebencanaan, serta komunitas internasional yang berkumpul untuk merefleksikan perjalanan dua dekade sejak bencana tsunami yang menimpa wilayah Aceh dan negara-negara di sepanjang Samudra Hindia.

Acara tersebut juga bertujuan untuk membahas langkah-langkah yang perlu diambil guna meningkatkan kesiapsiagaan bencana di masa depan.

Abdullah yang hadir mewakili Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto menjelaskan bahwa peristiwa tsunami 2004 telah mengubah pandangan dunia terhadap ancaman bencana tsunami.

“Tsunami Samudra Hindia 2004 telah memperkuat kesadaran global mengenai pentingnya sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan bencana untuk mengurangi risiko dan dampaknya,” katanya.

Dalam simposium yang digelar oleh UNESCO Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC) bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), salah satu topik utama adalah pengembangan dan evaluasi sistem peringatan tsunami yang lebih responsif.

Abdullah menilai simposium ini sebagai momentum penting untuk mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai selama dua dekade terakhir, baik dari segi teknologi maupun pendekatan berbasis komunitas dalam kesiapsiagaan tsunami.

“Salah satu pembahasan penting dalam simposium ini adalah rumusan strategi yang berbasis pada identifikasi daerah berisiko tinggi, serta penggunaan teknologi mutakhir untuk deteksi dan penyebaran peringatan yang lebih efektif,” tambah Abdullah.

Abdullah juga mengapresiasi penyelenggaraan acara tersebut dan menyampaikan terima kasih kepada BMKG dan UNESCO-IOC atas kerja sama mereka dalam menyelenggarakan kegiatan yang berdampak besar bagi masyarakat Aceh, khususnya Aceh Besar.

Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi peningkatan sistem peringatan tsunami dan kesiapsiagaan bencana di masa mendatang.

"Semoga hasil dari kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas sistem peringatan tsunami, yang akan melindungi masyarakat Aceh dan daerah rawan bencana lainnya di masa depan," tutup Abdullah.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Tri Antoro
  • Kamis, 26 Desember 2024 | 12:49 WIB
Kemenhub Pastikan Angkutan Nataru 2024/2025 Lancar dan Aman
  • Oleh MC KAB TEMANGGUNG
  • Selasa, 24 Desember 2024 | 18:02 WIB
Libur Nataru, Para Pelancong di Temanggung Diminta Waspadai Cuaca Ekstrem Akhir Tahun
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 22:35 WIB
BMKG Inspeksi Kesiapan Alat Pemantau Cuaca di Jatim untuk Deteksi Cuaca Ekstrem
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 20:07 WIB
BMKG: Hujan dan Petir Ancam Riau, Berikut Daerah dan Waktunya
  • Oleh MC PROV ACEH
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 08:45 WIB
Pj Gubernur Aceh Dukung Pertambangan Berwawasan Lingkungan