- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Jumat, 20 Desember 2024 | 11:58 WIB
: Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melakukan inspeksi ke beberapa alat pemantau cuaca milik BMKG di wilayah Surabaya, Jawa Timur. Foto : BMKG
Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 19 Desember 2024 | 22:35 WIB - Redaktur: Untung S - 120
Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, melakukan inspeksi ke beberapa alat pemantau cuaca milik BMKG di wilayah Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
"Inspeksi ini bertujuan memastikan kesiapan alat Automatic Weather Observing System (AWOS), Low Level Windshear Alert System (LLWAS), dan Marine Automatic Weather Station (MAWS) dalam mendeteksi potensi cuaca ekstrem," ujarnya sebagaimana dikutip InfoPublik pada Kamis (19/12/2024).
Dalam inspeksi tersebut, Dwikorita mengecek Automatic Weather Observing System (AWOS). AWOS merupakan alat utama dalam memantau kondisi cuaca untuk keselamatan penerbangan, khususnya saat pesawat melakukan take off dan landing.
AWOS secara real-time mendeteksi berbagai parameter cuaca seperti kecepatan dan arah angin, tekanan udara, suhu, kelembapan, curah hujan, tinggi dasar awan, serta jarak pandang.
Data yang dihasilkan langsung dikirim ke observer BMKG setiap 30 menit dan diteruskan kepada Air Traffic Control (ATC). Informasi ini sangat krusial bagi pengawas trafik penerbangan dalam menentukan kelayakan kondisi cuaca untuk memastikan keselamatan penerbangan di Bandara Juanda, Surabaya.
Selanjutnya, Dwikorita meninjau Low Level Windshear Alert System (LLWAS), sistem yang berfungsi mendeteksi potensi windshear atau geser angin yang dapat membahayakan penerbangan, terutama saat take off dan landing.
Dengan 10 sensor yang dipasang di sekitar Bandara Juanda, LLWAS memonitor arah serta kecepatan angin untuk mengidentifikasi potensi turbulensi berbahaya, seperti angin berlawanan yang dapat menyebabkan pesawat tergelincir atau kehilangan kendali.
"Jika potensi ini terdeteksi, peringatan akan segera dikirim ke Air Traffic Control (ATC) dan disampaikan ke pilot agar dapat mengambil langkah mitigasi, seperti menunda pendaratan, go-around, atau mengalihkan penerbangan ke bandara lain," urainya.
Pada inspeksi terakhir, Dwikorita meninjau Marine Automatic Weather Station (MAWS) yang berfungsi untuk memantau cuaca maritim di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak. MAWS ini dilengkapi dengan sensor suhu, tinggi permukaan air, kelembaban, arah dan kecepatan angin, curah hujan, dan suhu permukaan laut, serta mampu mengirimkan data per menit.
"Data yang diperoleh sangat penting untuk kepentingan keselamatan pelayaran, seperti informasi cuaca ekstrem, gelombang tinggi, serta pasang surut yang mempengaruhi operasional pelabuhan," jelasnya.
Selain itu, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak, Daryatno, menjelaskan bahwa MAWS mendukung kelancaran kegiatan bongkar muat peti kemas, serta menjamin keselamatan angkutan barang dan penumpang di pelabuhan.
"Ini merupakan upaya BMKG untuk menjaga masyarakat selamat dalam setiap penerbangan maupun pelabuhan, terutama dari ancaman bahaya cuaca ekstrem, mohon doanya agar kita semua dapat menjalankan tugas dengan seksama, cermat, cepat, tepat, serta akurat," pungkas Dwikorita.