- Oleh MC KOTA DUMAI
- Senin, 23 Desember 2024 | 07:12 WIB
: Foto bersama peserta Workshop Teknis Pemanfaatan Aplikasi Gizi KIA. (Foto: Akmal)
Oleh MC PROV GORONTALO, Selasa, 12 November 2024 | 21:39 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 107
Kota Gorontalo, InfoPublik – Workshop teknis pemanfaatan aplikasi Gizi dan KIA (GKIA) telah ditutup di Grand Q Hotel Kota Gorontalo. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pencatatan dan pelaporan di posyandu dan puskesmas untuk mendukung program kesehatan ibu dan anak serta penanganan masalah gizi.
Melalui workshop ini, diharapkan tenaga kesehatan di daerah semakin terampil dalam mengoptimalkan aplikasi GKIA sebagai salah satu upaya dalam mempercepat penurunan stunting dan mengatasi masalah gizi lainnya di Gorontalo.
Aplikasi GKIA, yang dirancang untuk mempermudah pengumpulan data gizi ibu dan anak, diintegrasikan sebagai bagian dari strategi kesehatan provinsi, termasuk dalam program unggulan “Bele Mo’osehati”. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemantauan gizi dan kesehatan ibu dan anak yang lebih efektif.
Aplikasi GKIA memungkinkan setiap posyandu dan puskesmas untuk mencatat perkembangan kesehatan secara digital, mempercepat akses informasi, serta memperkuat koordinasi dengan pusat data provinsi.
“Harapannya seluruh petugas baik petugas gizi dan KIA yang menghadiri workshop ini Insya Allah bisa mendukung pelaksanaan penanganan gizi di Bele Mo’osehati karena dengan aplikasi Gizi KIA maka seluruh balita yang bermasalah gizi yang terinput di dalam aplikasi Gizi KIA berdasarkan by name dan by address itu bisa akan terpantau, progres perkembangan baik pertumbuhan maupun perkembangan balita bermasalah gizi tersebut,” tutur Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Erni Nuraini Mansur, sehari setelah kegiatan, Sabtu (9/11/2024).
Dengan aplikasi GKIA, diharapkan target penurunan angka stunting dan permasalahan gizi lainnya dapat tercapai lebih cepat. Implementasi aplikasi GKIA juga memungkinkan koordinasi yang lebih baik antara posyandu, puskesmas, dan pemerintah daerah dalam merencanakan intervensi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan serta memberikan pelayanan kesehatan yang lebih cepat dan akurat.
“Dengan terselenggaranya pemanfaatan aplikasi ini bisa memberikan dampak yang sangat besar di dalam strategi percepatan penurunan persoalan tinggi di Provinsi Gorontalo,” tutup Erni.
Workshop diikuti oleh 18 peserta dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, terdiri atas pengelola program ibu dan anak, pengelola program gizi, dan pengelola program anak usia sekolah dan remaja.
Pertemuan ini terkait mengoptimalkan pencatatan dan pelaporan pada aplikasi Asik (satu sehat) yang terintegrasi dari Aplikasi Sigizi terpadu, aplikasi MPDN, aplikasi Simatneo, dan aplikasi Komdat Kesmas. (mcgorontaloprov./md/ilb/nancy)