- Oleh MC PROV ACEH
- Kamis, 26 Desember 2024 | 23:49 WIB
: Polres Lhokseumawe melaksanakan kegiatan mengenang 20 tahun peristiwa tsunami Aceh pada Kamis (26/12), dengan menghentikan aktifitas kendaraan masyarakat selama tiga menit.
Oleh MC PROV ACEH, Kamis, 26 Desember 2024 | 23:34 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 108
Lhoksemawe, Infopublik – Mengenang 20 tahun peristiwa tsunami Aceh, seluruh aktivitas masyarakat yang melintas di Simpang Jam Kota, Simpang Darussalam dan Simpang Taman Riadhah di Kota Lhokseumawe dihentikan selama tiga menit, Kamis (26/12/2024). Menambah dramatis suasana, Polres Lhokseumawe membunyikan sirine sebagai tanda refleksi atas tragedi bencana yang terjadi dua dekade silam.
Kasi Humas Polres Lhokseumawe Salman Alfarasi menyebut bahwa peringatan ini merupakan momentum untuk mengingat kembali musibah besar yang melanda Aceh serta menguatkan solidaritas masyarakat.
“Kami berharap bahwa melalui kegiatan ini, warga dapat terus menjaga semangat kebersamaan dan kewaspadaan dalam menghadapi potensi bencana di masa depan. Kita doakan bersama, agar arwah para korban tsunami mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT,” katanya.
Hal serupa juga dilakukan Polsek jajaran Polres Lhokseumawe. Kegiatan penghentian aktivitas masyarakat ini dilakukan serentak, sesuai imbauan Pemerintah Aceh. Sebelumnya, Pemerintah Aceh telah menyampaikan seruan kepada masyarakat untuk menghentikan aktivitas sejenak dan bertafakur selama bunyi sirine berlangsung, namun tidak panik.
Peringatan 20 tahun tsunami Aceh tahun ini mengusung tema "Beranjak dari Masa Lalu, Menuju Masa Depan Aceh Bersyariat" dan bertajuk “Aceh Thanks The World”. Tema tersebut ditetapkan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh untuk menyampaikan rasa terima kasih masyarakat Aceh kepada dunia atas bantuan dan solidaritas global yang diterima pasca-tsunami 2004.
Kegiatan ini menjadi refleksi mendalam atas duka yang pernah melanda sekaligus mengajak masyarakat untuk terus menjaga semangat kebersamaan dalam membangun Aceh yang lebih baik di masa depan.
Tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 merupakan salah satu bencana alam terbesar dalam sejarah Indonesia, menelan ratusan ribu korban jiwa dan meluluhlantakkan wilayah Aceh. Momentum ini tidak hanya menjadi peringatan bagi masyarakat Aceh, tetapi juga bagi seluruh dunia akan pentingnya solidaritas dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. (mc aceh/03y)