- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Jumat, 8 November 2024 | 03:33 WIB
: Sejak pertama kali digelar pada 2014, Festival Ngopi Sepuluh Ewu (minum sepuluh ribu kopi) telah menjadi acara tahunan yang selalu dinanti oleh para wisatawan. Ribuan pengunjung memadati Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, untuk merayakan tradisi ngopi khas warga suku Osing. Acara ini merupakan bagian dari Banyuwangi Festival yang rutin diselenggarakan setiap tahun. -Foto:Mc.Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Jumat, 8 November 2024 | 03:25 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 162
Surabaya, InfoPublik – Sejak pertama kali digelar pada 2014, Festival Ngopi Sepuluh Ewu (minum sepuluh ribu kopi) telah menjadi acara tahunan yang selalu dinanti oleh para wisatawan. Ribuan pengunjung memadati Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, untuk merayakan tradisi ngopi khas warga suku Osing. Acara ini merupakan bagian dari Banyuwangi Festival yang rutin diselenggarakan setiap tahun.
Mengutip informasi dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Kamis (7/11/2024), Festival Ngopi Sepuluh Ewu tidak hanya sekadar ajang menikmati kopi, tetapi juga merupakan perayaan kebersamaan dan keramahan warga Desa Kemiren. Warga suku Osing di desa ini memiliki tradisi yang disebut Ngopai (ngopi atau minum kopi), yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kopi merupakan suguhan wajib bagi tamu yang berkunjung ke rumah warga Kemiren, menciptakan suasana hangat dan bersahabat.
Festival ini digelar di sepanjang jalan utama Desa Kemiren, yang dihiasi oleh deretan warung kopi dadakan di teras-teras rumah adat. Warga mengubah halaman rumah mereka menjadi area lesehan dan meja-meja kopi, di mana para pengunjung dapat menikmati kopi dalam cangkir-cangkir yang telah diwariskan turun-temurun. Beragam jenis kopi disajikan, mulai dari kopi arabika dan robusta, hingga house blend khas racikan warga setempat. Selain itu, aneka jajanan tradisional juga turut menemani momen ngopi ini, menambah kehangatan suasana.
Plt. Bupati Banyuwangi, Sugirah, menyampaikan bahwa Festival Ngopi Sepuluh Ewu lebih dari sekadar acara minum kopi bersama. Menurutnya, acara ini merupakan pertunjukan budaya yang mencerminkan nilai luhur masyarakat Osing, serta menjadi ajang untuk mempererat rasa persaudaraan antarwarga. "Ngopi Sepuluh Ewu adalah wujud keramahan dan kemurahan hati masyarakat Osing, serta simbol dari kehangatan yang ingin kami bagikan kepada semua yang hadir," ujarnya.
Kepala Desa Kemiren, Muhamad Arifin, menambahkan bahwa Festival Ngopi Sepuluh Ewu juga digelar bertepatan dengan perayaan Hari Jadi Desa Kemiren. "Kami sengaja mengundang seluruh masyarakat Banyuwangi dan wisatawan untuk datang merasakan kehangatan dan persaudaraan dalam setiap teguk kopi yang kami sajikan," ungkap Arifin.
Dengan suasana yang begitu akrab dan penuh kekeluargaan, Festival Ngopi Sepuluh Ewu menjadi ajang bagi wisatawan dan masyarakat untuk berkumpul, menikmati kopi, dan merayakan tradisi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Banyuwangi. (MC Prov Jatim /hjr-Van/Eyv)