- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Kamis, 7 November 2024 | 11:59 WIB
: Kepala OJK Provinsi Jawa Timur, Yunita Linda Sari dalam kegiatan kolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Kantor OJK Provinsi Jawa Timur, Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur, Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur (DJP Kemenkeu) dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur (DJPb Kemenkeu), pada acara acara Temu Media dengan tema “Sinergi Berkesinambungan Untuk Menjaga Stabilitas dalam Menghadapi Tantangan Global Tahun 2025”. Rabu (6/11/2024) di Surabaya.
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Kamis, 7 November 2024 | 11:10 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 63
Surabaya, InfoPublik – Untuk mempercepat peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Jawa Timur, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Provinsi Jawa Timur, bersama dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD),berkolaborasi dengan pemerintah daerah serta lembaga jasa keuangan (LJK) untuk mempercepat akses keuangan di daerah. Dalam kegiatan tersebut, OJK telah melaksanakan 640 sosialisasi dan edukasi keuangan di 38 kota/kabupaten di Jawa Timur, yang melibatkan 162.934 peserta dari berbagai kalangan masyarakat.
Yunita Linda Sari, Kepala OJK Provinsi Jawa Timur, menyampaikan hal ini dalam acara Temu Media dengan tema “Sinergi Berkesinambungan untuk Menjaga Stabilitas dalam Menghadapi Tantangan Global Tahun 2025”, yang diadakan pada Rabu (6/11/2024) di Surabaya. Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur.
Terkait dengan inklusi keuangan, OJK Jawa Timur mencatatkan pembukaan 6.978 rekening dengan total transaksi sebesar Rp88,96 miliar. Selain sosialisasi tatap muka, OJK juga mengoptimalkan penggunaan media sosial untuk menyebarkan konten literasi keuangan kepada masyarakat yang lebih luas tanpa batasan waktu dan lokasi.
Dalam upaya meningkatkan inklusi keuangan, beberapa produk simpanan dan kredit yang diperkenalkan, seperti Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif (LAKU PANDAI), Simpanan Pelajar (SIMPEL), Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), dan Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR), turut dioptimalkan. OJK juga telah memulai pembentukan Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di berbagai desa di Jawa Timur, seperti Desa Dolokgede di Kabupaten Bojonegoro dan Desa Bejijong di Kabupaten Mojokerto, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan.
Selain itu, OJK Jawa Timur juga telah membentuk Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS), salah satunya di Pondok Pesantren Darul Ulum di Kabupaten Jombang, untuk memperluas akses keuangan syariah di lingkungan pondok pesantren. Program EPIKS ini mencakup peningkatan literasi keuangan kepada santri dan pengurus ponpes, optimalisasi KUR syariah, serta perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pekerja mandiri di sekitar ponpes.
Pada Bulan Inklusi Keuangan Oktober 2024, OJK Jawa Timur, bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK), juga menyelenggarakan Jatim Inclusion Festival 2024 di Surabaya. Festival ini dihadiri oleh 2.962 pengunjung dan berhasil mencatatkan pembukaan 1.888 rekening dengan transaksi sebesar Rp5,01 miliar.
OJK Jawa Timur juga telah merumuskan skema Kredit-Pembiayaan/Penjaminan/Asuransi Pertanian Unggul Berkelanjutan dan Berdaya Saing (TUNAS) untuk mendukung pengembangan sektor pertanian di wilayah Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut, OJK Jawa Timur menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan untuk menggerakkan pengembangan keuangan inklusif di daerah pedesaan, yang diharapkan dapat mendorong perekonomian masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan mereka.(MC Prov Jatim /hjr-jal/eyv)