- Oleh MC KOTA PADANG
- Jumat, 22 November 2024 | 10:39 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Rabu, 6 November 2024 | 06:51 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 206
Padang, InfoPublik – Kepolisian Daerah Sumatera Barat (Polda Sumbar) mengadakan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan terorisme, radikalisme, serta intoleransi kepada mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam dan Pengembangan Al-Quran (STAI-PIQ) Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Selasa (5/11/2024).
Sosialisasi ini bertujuan mengajak masyarakat, terutama kalangan pelajar dan mahasiswa, untuk waspada terhadap paham-paham radikal yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban.
Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan menjelaskan bahwa program ini adalah upaya konkret Polri untuk mencegah paparan radikalisme di lingkungan pendidikan.
"Kami sengaja mengundang narasumber yang pernah terpapar paham radikal agar bisa berbagi pengalaman dan mendorong pemahaman tentang bahaya radikalisme dan intoleransi," ungkap Dwi.
Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama STAI-PIQ, Wilrahmi Izati, menyambut baik kegiatan ini. Ia menyebutkan bahwa kegiatan sosialisasi sangat penting bagi mahasiswa agar mereka memahami dampak negatif radikalisme dan menyebarluaskan informasi ini kepada teman-temannya.
"Kami berharap peserta sosialisasi dapat menyampaikan materi yang didapat kepada mahasiswa lain sehingga lingkungan kampus kami bebas dari radikalisme dan intoleransi," jelas Wilrahmi.
Sosialisasi ini juga menghadirkan Ustadz Defrizal, mantan individu yang terpapar radikalisme, sebagai narasumber. Defrizal membagikan kisahnya, memperingatkan mahasiswa agar berhati-hati dan kritis terhadap propaganda ekstrem.
"Keagamaan yang benar hanyalah yang berlandaskan Al-Quran dan Sunnah yang sahih. Saya berharap mahasiswa tidak mudah terpengaruh oleh paham radikal yang menyesatkan," tegasnya.
Defrizal juga menekankan pentingnya memahami ajaran agama yang benar dan menyesuaikan diri dengan hukum negara.
"Warga Sumbar dikenal kritis. Jika ada hal yang tidak sesuai, mereka akan melawan. Potensi untuk terpengaruh paham radikal cukup tinggi. Saya harap seluruh pemimpin juga bisa mengayomi masyarakat agar paham radikal tidak mudah menyebar," imbuhnya.
Kegiatan sosialisasi ini adalah bagian dari langkah kolaboratif antara kepolisian, masyarakat, dan institusi pendidikan untuk memperkuat toleransi dan ketertiban di wilayah Sumatera Barat, khususnya di kalangan generasi muda.
(MC Padang/Marajo)