- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Rabu, 27 November 2024 | 02:53 WIB
: Workshop Tren Kemasan Ramah Lingkungan dengan tema “Solusi Sustainable untuk UMKM 2025”. Sumber Foto: Diskop UKM Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Kamis, 31 Oktober 2024 | 17:34 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 108
Surabaya, InfoPublik - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur (Diskop UKM Jatim) mengadakan Workshop Tren Kemasan Ramah Lingkungan dengan tema “Solusi Sustainable untuk UMKM 2025”.
Mengutip laman Diskop UKM Jatim, Kamis (31/10/2024), workshop yang dilaksanakan di ruang Coworking Space KUKM Jatim Galeri Batik ini dihadiri sekitar 30 orang pelaku UKM dari sektor jasa, makanan, maupun kerajinan tangan.
Workshop kemasan ramah lingkungan ini didasarkan pada banyaknya sampah kemasan berbahan plastik di Indonesia yang kian lama kian meningkat. Menurut data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Tentunya hal ini sangat memprihatinkan karena jika tidak ada pengelolaan yang serius akan merusak lingkungan pada masa yang akan datang.
Konsultan Packaging dan Owner Hade Visual, Indri Dwi Lestari, menyampaikan ada tiga pertimbangan dalam mendesain kemasan yang efektif bagi para pemilik UKM, yaitu tujuan produk, daya saing, dan pengalaman pelanggan. Tak hanya itu, Indri juga menjelaskan di era digital saat ini, tren kemasan yang diminati konsumen terdiri dari empat hal, yaitu minimalis, interaktif, berkelanjutan, serta branding yang kuat.
Indri lalu mencontohkan analisis kemasan produk dari segi keunggulan dan kelemahan salah satu kemasan produk peserta UKM.
“Ini informasinya sudah cukup, tinggal kita kasih edukasi keunggulan produk kita. Untuk keunggulan itu sebenarnya kan ngga bisa claim ya, misal ini bisa menyembuhkan atau mengurangi tekanan darah, itu kan ngga bisa, karena itu klaimnya obat. Nanti untuk izinnya tidak bisa diproses PIRT-nya sehingga tidak bisa dicantumkan di label,” jelasnya.
Tak hanya itu, Indri juga memberikan masukan untuk menjawab kelemahan kemasan produk tersebut. “Solusinya, harus digantung. Keunggulan produknya dicetak dikertas kotak kecil lalu digantung (di tutup botolnya). Jadi, orang tahu keunggulan produk”, imbuhnya.
Di ujung paparannya Indri mengajak para peserta yang hadir untuk beralih menggunakan kemasan ramah lingkungan agar Indonesia tidak menjadi salah satu negara pemasok sampah plastik dengan angka yang signifikan.
“Kalau yang kemasannya masih menggunakan plastik dan kaleng mari beralih ke kemasan yang ramah lingkungan,” imbaunyai.
Ia juga mengapresiasi para pemilik UKM yang sudah aware dan menerapkan kemasan berbahan ramah lingkungan dalam pembuatan produknya. “Tadi yang sudah pakai kaca, yaitu ‘GreenFit’, saya apresiasi. Semoga makin banyak lagi usaha yang menggunakan kemasan ramah lingkungan. Jadi setelah selesai acara workshop ini saya berharap bapak/Iibu bisa mengenal spesifikasi produknya dan bagaimana karakteristik pembelinya sehingga dapat menentukan kemasan yang tepat dan aman bagi produknya,” pungkas Indri.
Agar lebih interaktif pasca pemaparan materi, panitia memilih 3 (tiga) peserta workshop untuk mempresentasikan produk buatan mereka yang dipilih secara acak.
Tujuannya adalah agar produk para pelaku UKM lebih dikenal oleh masyarakat luas sehingga dapat menambah jaringan pemasaran, baik untuk konsumen baru maupun yang sudah lama.
Selain itu antusiasme dari para peserta juga tergambar melalui sesi tanya jawab yang cukup seru dan presentasi pengenalan produk serta analisis mengenai keunggulan dan kelemahan produk, terutama di bagian packaging yang tentunya akan memperkaya wawasan para peserta yang hadir pada workshop hari ini. (MC Jatim/ida-idc/eyv)