- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Rabu, 27 November 2024 | 02:53 WIB
: Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) Angkatan 10, Kabupaten Mojokerto. Sumber Foto: Diskominfo Kabupaten Mojokerto
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 29 Oktober 2024 | 14:19 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 118
Surabaya, InfoPublik - Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Mojokerto, Akhmad Jazuli, mengharapkan seluruh Calon Guru Penggerak (CGP) agar dapat membuat dan mengimplementasikan inovasi program secara nyata di sekolah masing-masing.
Mengutip laman Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Selasa (29/10/2024), hal tersebut disampaikan Pjs Bupati Mojokerto, Akhmad Jazuli, saat menghadiri Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) Angkatan 10, Kabupaten Mojokerto, yang bertempat di SMAN 1 Bangsal.
“Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Mojokerto menyampaikan selamat kepada 156 Calon Guru Penggerak (CGP) yang telah menyelesaikan program pendidikan ini. Program ini bisa dikatakan cukup berat karena harus menyelesaikan tugas yang tidak hanya diselesaikan, tetapi juga harus dipraktikkan atau diterapkan secara nyata di sekolah masing-masing. Guru penggerak tidak sekadar membuat inovasi baru, tetapi juga berpikir tentang kelayakan penerapannya di sekolah,”katanya.
Lanjut Jazuli, Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan bagian dari kebijakan merdeka belajar yang digagas oleh Kemendikbudristek RI, meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak.
“Hal ini merupakan sebuah langkah besar sehingga seorang guru tidak hanya pandai dalam teori, tetapi juga harus mumpuni dalam praktik pembelajaran, sehingga nantinya bisa selaras antara teori dan praktik,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Jazuli mengharapkan agar teori yang telah diimplementasikan dapat memberikan dampak yang luar biasa pada lingkungan belajar di sekolah.
“Saya berharap kegiatan ini tidak hanya merupakan seremoni penutupan, tetapi setelah kegiatan ini ada penerapan ilmu yang telah didapat dari pendidikan guru penggerak agar tidak luntur, dalam arti bisa dilaksanakan di sekolah secara optimal dan tak lupa untuk diimbaskan kepada guru-guru yang lain. Karena keilmuan yang didapat dari seorang CGP itu tidak hanya berasal dari instruktur, tetapi juga dari interaksi dengan sesama guru penggerak dan bagaimana berkomunikasi dengan guru di sekolah,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Ari Suryadi, juga turut menyampaikan harapannya agar pendidikan di Indonesia mampu bertransformasi menjadi lebih unggul. “Harapannya, program pendidikan guru penggerak ini mendorong transformasi pendidikan dalam perwujudan sumber daya manusia yang unggul sehingga memiliki profil pelajar Pancasila. Semoga kegiatan Lokakarya Tujuh PGP Angkatan 10 ini bisa memberikan makna dan memperkuat kolaborasi di antara semua pihak,” ucapnya.
Para guru penggerak pada kesempatan tersebut menampilkan beragam inovasi, baik dalam bentuk gelar karya yang menampilkan berbagai hasil pembelajaran di sekolah, beserta karya-karya seni dan kerajinan tangan dari hasil siswa. (MC Prov Jatim /hjr-idc/eyv)