Pengetahuan Minim Jadi Penyebab Munculnya Stunting

: Pengetahuan minim jadi penyebab munculnya stunting -Foto:Mc.Jatim


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Minggu, 27 Oktober 2024 | 03:13 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 85


Surabaya, InfoPublik– Stunting, atau pertumbuhan terhambat pada anak, menjadi isu kesehatan yang krusial di Indonesia, termasuk di Pulau Sapudi. Dalam dialog Program Keluarga Berencana yang digelar oleh Tim Yankes Bergerak, Sabrina Dwi Prihartini, Perwakilan Pengurus Daerah Ikatan Bidan Jatim, menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan stunting. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan di kalangan masyarakat tentang kesehatan dan gizi.

Kegiatan yang berlangsung di rumah dinas camat Ganyam pada Sabtu (26/10/2024) dihadiri oleh 25 peserta, termasuk ibu hamil dan orang tua balita stunting. Selain dialog, acara ini juga dilengkapi dengan pembagian biskuit sehat dan makanan bergizi untuk balita.

Dalam penjelasannya, Sabrina menekankan bahwa banyak informasi mengenai kesehatan anak sudah tersedia dalam Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) edisi III, namun banyak orang tua yang merasa malu atau takut untuk bertanya tentang hal-hal yang kurang dipahami. “Sikap takut bertanya ini mengakibatkan banyak ibu yang tidak mendapatkan informasi yang tepat tentang cara merawat dan memberi gizi yang baik kepada anak-anak mereka,” ujarnya.

Sabrina juga menambahkan ketidaktahuan mengenai pentingnya gizi seimbang dan perawatan yang tepat dapat meningkatkan risiko stunting. “Hal ini menjadi lebih berbahaya ketika orang tua tidak berani untuk mengklarifikasi atau mencari tahu lebih lanjut tentang kesehatan anak mereka,” katanya.

Stunting adalah masalah serius yang mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak. Di Pulau Sapudi, ada 10 anak balita yang terindikasi stunting, menunjukkan perlunya perhatian lebih dari semua pihak untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan dan gizi di kalangan masyarakat.

Dialog ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran akan pentingnya pengetahuan kesehatan dan menggugah keberanian orang tua untuk bertanya. Dengan begitu, diharapkan angka stunting dapat ditekan dan kualitas hidup anak-anak di daerah ini dapat meningkat.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada, serta menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak yang sehat. (MC Prov Jatim /hjr-jal/eyv)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Minggu, 27 Oktober 2024 | 06:18 WIB
Pj. Gubernur Jatim Jelaskan Nota Terkait Alokasi APBD 2025 di Paripurna
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Minggu, 27 Oktober 2024 | 06:22 WIB
Pecahkan Rekor MURI, Ratusan Mahasiswa Psikologi UNESA Jalani Terapi Butterfly Hug
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Minggu, 27 Oktober 2024 | 06:19 WIB
Hari Santri Nasional 2024,Pj Gubernur Jatim dan Ribuan Warga Meriahkan Jalan Sehat
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Minggu, 27 Oktober 2024 | 03:05 WIB
Aisyiyah Surabaya Gelar Pelatihan Peningkatan keterampilan Guru Anak Usia Dini
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Minggu, 27 Oktober 2024 | 02:56 WIB
Pemkot Mojokerto Gelar Program Edukasi GenRe untuk Siswa
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Minggu, 27 Oktober 2024 | 03:09 WIB
Pemkot Mokokerto Berkomitmen Kembangkan Koperasi Pondok Pesantren
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Minggu, 27 Oktober 2024 | 03:07 WIB
Kota Mojokerto Ikut Penilaian Inovasi Kota Cerdas
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Minggu, 27 Oktober 2024 | 03:08 WIB
Pemkot Mojokerto Terus Berantas Rokok Ilegal dari Hulu ke Hilir