Yayasan CIMD Ungkap Perjuangan dan Harapan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Bali

: Pendiri Yayasan Cahaya Impian Masa Depan (CIMD), Luh Ayu Susila Dewi.


Oleh MC KAB BULELENG, Rabu, 16 Oktober 2024 | 19:50 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 61


Buleleng, InfoPublik - Luh Ayu Susila Dewi, pendiri Yayasan Cahaya Impian Masa Depan (CIMD), berbagi kisah inspiratif tentang dedikasinya dalam mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus di Bali. Yayasan yang ia pimpin berfokus pada terapi dan pendidikan inklusif bagi anak-anak dengan kebutuhan fisik dan mental, membawa perubahan nyata dalam kehidupan mereka.

Luh Ayu memulai dengan sebuah misi sederhana memberi kesempatan sekolah bagi anak-anak yang terpinggirkan. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa banyak anak berkebutuhan khusus yang lebih memerlukan dukungan.

“Kami awalnya ingin membantu anak-anak yang sulit mengakses pendidikan, tetapi di lapangan kami menemukan begitu banyak anak berkebutuhan khusus yang justru lebih membutuhkan pertolongan. Dari sinilah fokus kami bergeser,” ungkapnya dalam acara podcast Bincang Komunikasi (Bikom) yang berlangsung pada Selasa (15/10/2024).

Berbasis di Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Yayasan CIMD kini menyediakan layanan terapi seperti terapi okupasi, fisioterapi, dan terapi wicara, sambil menjalankan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) inklusif. Yang unik, PKBM ini menyatukan anak berkebutuhan khusus dengan anak-anak tipikal, menciptakan suasana belajar yang mendukung tumbuh kembang mereka bersama.

“Anak-anak yang dulunya tak bisa berkomunikasi, sekarang mulai berbicara. Ada yang sebelumnya sangat hiperaktif, kini bisa lebih fokus dan tenang. Ini bukti bahwa dengan pendekatan yang tepat, perubahan besar bisa terjadi,” tutur Luh Ayu, penuh semangat.

Namun, perjalanan CIMD tidak selalu mulus. Tantangan besar datang dari terbatasnya tenaga pengajar yang terlatih, khususnya untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus. “Lebih dari 70 persen siswa kami adalah anak berkebutuhan khusus, dan kami sangat membutuhkan lebih banyak tutor terlatih untuk memastikan mereka mendapat pendidikan terbaik,” ungkapnya.

Tak hanya menyediakan terapi dan pendidikan, Yayasan CIMD juga mengelola Panti Asuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Anak Domba Bali, rumah bagi anak-anak yatim piatu yang tak memiliki keluarga. Dengan dukungan dari masyarakat dan donatur Corporate Social Responsibility (CSR), yayasan ini terus berkembang, mengedepankan transparansi dalam pengelolaan dana serta kegiatan sosialnya.

Yayasan ini berencana melanjutkan dukungannya dengan menyediakan wadah aktivitas bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang telah lulus dari program pendidikan. “Kami ingin mereka tetap memiliki ruang untuk berkarya dan melatih kemandirian setelah mereka lulus,” ujar Luh Ayu.

Menurut Luh Ayu, hal yang paling penting adalah adanya keyakinan orang tua. "Ketika mereka percaya pada anak-anaknya dan mendampingi dengan penuh kasih, perubahan luar biasa bisa terjadi. Kami di CIMD hanya memfasilitasi, tetapi peran orang tua adalah kuncinya.” katanya.

Yayasan CIMD mengajak masyarakat Buleleng untuk lebih peduli dan mendukung keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus. Dengan segala keterbatasan, yayasan ini tetap teguh pada misi mulianya, yaitu menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus di Bali. (MC Kab.Buleleng/mdy) 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB BLORA
  • Selasa, 2 Juli 2024 | 20:26 WIB
ABK Tidak Sekolah Capai 600, Blora Butuh Tambahan Sekolah Luar Biasa
  • Oleh MC KAB BATANG
  • Kamis, 7 Maret 2024 | 13:11 WIB
Gelar LKSN, Karya ABK Tidak Bisa Dipandang Sebelah Mata