- Oleh MC PROV GORONTALO
- Kamis, 31 Oktober 2024 | 15:39 WIB
: Pelatihan pembuatan kerajinan dari kulit jagung di Dusun Liyawao, Desa Bihe, oleh Mahasiswa PPK Ormawa LPM Akurat Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo (UNG). (Foto: istimewa)
Oleh MC PROV GORONTALO, Selasa, 15 Oktober 2024 | 17:18 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 471
Kabupaten Gorontalo, InfoPublik - Mahasiswa Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Akurat Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo (UNG) sukses menggelar pelatihan pembuatan kerajinan dari kulit jagung di Dusun Liyawao, Desa Bihe.
Desa Bihe dipilih karena memiliki produksi jagung berlimpah, bahkan limbah dari produk pertanian ini sangat besar. Pemateri di pelatihan ini adalah Hasdiana Saleh, dosen dari Jurusan Seni Rupa dan Desain Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo.
“Pelatihan yang dilaksanakan pada hari Sabtu kemarin dibagi dua kelas, yaitu kelas A yang beranggotakan masyarakat Dusun Bihe dan Liyawao, serta kelas B yang beranggotakan masyarakat Dusun Daenaa dan Limu,” ungkap Muhammad Rijal Syukri, dosen pembina Ormawa LPM Akurat FT-UNG, Selasa (15/10/2024).
Selain Muhammad Rijal Syukri, hadir juga dosen pendamping PPK Ormawa Lembaga Pers Mahasiswa Akurat, Sri Sutarni Arifin.
Dalam pelatihan kerajinan dari kulit jagung ini, Hasdiana menjelaskan bahwa limbah kulit jagung yang sebelumnya hanya dibakar masyarakat, ternyata bisa digunakan kembali. Limbah kulit jagung ini dapat dibuat menjadi kerajinan yang dapat dijual dan menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat di Desa Bihe, apalagi di desa ini banyak pertanian jagung.
“Ini merupakan salah satu program Sekolah Perempuan, yang merupakan program untuk meningkatkan keterampilan masyarakat perempuan agar dapat mengelola sumber daya yang ada di daerah mereka menjadi sesuatu yang bernilai,” ujar Sri Sutarni Arifin.
Sementara itu, Muhammad Rijal Syukri berharap program ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat, mengurangi limbah kulit jagung yang selama ini hanya dibakar Masyarakat.
Sartin, salah seorang warga Desa Bihe yang juga peserta Sekolah Perempuan, menyambut gembira program ini. Menurutnya, warga selama ini hanya membakar limbah pertanian, termasuk tongkol dan kulit jagung.
“Sebelumnya limbah kulit jagung hanya dibuang atau dibakar saja. Ini merupakan kegiatan pelatihan pembuatan kerajinan yang memanfaatkan limbah kulit jagung pertama yang diikuti, dan mendapatkan ilmu serta pengalaman baru,” ujar Sartin. (mcgorontaloprov)