- Oleh MC KAB BENER MERIAH
- Rabu, 18 Desember 2024 | 10:34 WIB
: Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Aryanto Husain. (Foto: Anna)
Oleh MC PROV GORONTALO, Senin, 7 Oktober 2024 | 14:36 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 194
Kota Gorontalo, InfoPublik - Hulonthalo Art and Craft (HACF) 2024 resmi ditutup oleh Pj Gubernur Gorontalo. Event pameran ekonomi kreatif terbesar di Provinsi Gorontalo ini berlangsung selama tiga hari sejak 3 hingga 5 Oktober 2024 di Gorontalo Convention Center (GPCC), Kota Gorontalo.
Menariknya, untuk pertama kalinya event yang dilaksanakan bersama BI Perwakilan Gorontalo, Dinas Kumperindag, dan Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo ini membuat booth kreatif berbasis digital. Hal ini sesuai dengan tema HACF 2024 tentang optimalisasi potensi ekonomi kreatif Provinsi Gorontalo melalui inovasi digital dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Desain stand/booth kreatif ini dirancang dengan konsep dan kualitas ruang yang ada, yakni di salah satu pojok penyelenggaraan HACF. Booth ini tidak lagi menampilkan produk-produk ekraf secara fisik, tapi menggantinya dengan display QR code (quick response code) yang dapat dibaca dengan mudah oleh perangkat digital. QR code ini menyimpan berbagai informasi tentang produk termasuk informasi tentang penjual, dan lain-lainnya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Aryanto Husain, mengatakan penggunaan QR code di HACF ini adalah bagian dari upaya mendigitalisasi HACF sebagai ekspo produk ekraf terbesai di Provinsi Gorontalo.
"Ini adalah kesepakatan kami dengan Kepala Perwakilan BI Gorontalo yang mulai mendorong HACF memasuki dunia digital," kata Aryanto Husain, Minggu (6/10/2024).
Menurutnya digitalisasi HACH adalah bagian dari membangun ekosistim ekonomi kreatif di Provinsi Gorontalo. Ekosistim ekraf berbasis digital sangat penting dalam pengembangan produk ekraf saat ini agar lebih efisien, dan efektif sejak proses produksi hingga pemasaran.
Hal ini merupakan amanah UU No. 24/2019 tentang ekosistim ekonomi kreatif, dimana Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus bisa mendorong hadirnya ekosistim ekonomi kreatif yang dapat menopang pengembangan subssektor ekonomi kreatif di daerah.
"Kami menambahkan aspek dan dukungan digital, agar pengembangan subsektor ekonomi kreatif lebih berdaya saing" ujarnya.
Di Indonesia, penggunaan kode QR sendiri sudah banyak baik sistim pembayaran e-wallet dan mobile banking, termasuk untuk menyimpan menu digital di beberapa restoran. Praktisi digital marketing juga memakai QR code untuk membawa calon pelanggan potensial ke platform online yang ditargetkan.
Saat mengunjungi booth kreatif Dinas Pariwisata, pengunjung dapat menge-scan kode QR yang ada, dan langsung terhubung dengan menuju halaman homepage website, yang berisi berbagai informasi tentang produk.
Aryanto mengharapkan digitalisasi semakin bisa diimpelementasikan di Gorontalo sejak promosi dan penjualan hingga sistim pembayaran. "Ini harus dilakukan bersama melalui kolaborasi Hexahelix. Unsur Hexahelix memang penting, tapi kebijakan tetap harus berawal dari Pemerintah," ujarnya.
Peserta PKN I LAN RI tahun 2024 ini berharap pemerintah daerah dapat berperan mendorong terciptanya ekosistem ekonomi kreatif yang baik agar pengembangan subsektor ekonomi kreatif di daerah semakin komprehensif.
"Dengan cara ini intervensi program tidak lagi silo dan parsial tapi berjalan komprehensif dan pada gilirannya dapat berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian daerah," tuturnya. (mcgorontaloprov/anna)