- Oleh MC PROV GORONTALO
- Sabtu, 26 Oktober 2024 | 18:21 WIB
: Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo Djoewiati Kentjana Soebrata saat mengunjungi kelompok perajin karawo Nirwana di Desa Bubohu, Kabupaten Gorontalo, Kamis (5/9/2024). (Foto: Putra)
Oleh MC PROV GORONTALO, Sabtu, 7 September 2024 | 10:50 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 182
Kab. Gorontalo, InfoPublik – Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo, Djoewiati Kentjana Soebrata, berencana akan fokus memberikan pelatihan pemasaran bagi para perajin karawo. Hal ini diungkapkannya saat diwawancarai usai mendampingi rombongan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dalam melakukan survei dan pelatihan pemberdayaan UMKM Gorontalo, di Sumber Usaha Karawo, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Kamis (5/9/2024).
“Saya berencana akan mengadakan pelatihan khusus di bagian pemasaran, karena di sini kebanyakan karawo dibuat cuma sesuai orderan saja. Jadi kalau sudah belajar pemasaran mungkin mereka akan lebih siap dalam menyediakan stok yang lebih banyak,” ungkap Djoewiati.
Djoewiati berencana akan memberikan pelatihan pemasaran khususnya dalam media sosial. Selain mudah, pemasaran melalui media sosial juga tidak memakan banyak biaya.
Istri Pj Gubernur Rudy Salahuddin ini juga menjelaskan bahwa kolaborasi untuk pemberdayaan UMKM di Gorontalo bisa membuat karawo lebih eksis dan dikenal masyarakat luas. Ia juga berharap perajin karawo di Gorontalo bisa bertambah dan banyak membuka peluang usaha.
“Saya ingin desainer maupun perajin karawo bisa lebih upgrade lagi agar karawo ini makin eksis tidak hanya di dalam daerah, tapi juga di luar daerah. Dan tentu saja saya tidak ingin karawo ini punah, ya jadi harus kita jaga dan lestarikan. Untuk itu saya juga mengusahakan program di Dekranasda, misalnya kami juga mengunjungi beberapa perajin yang ada di kabupaten-kabupaten,” papar Djoewiati.
Di tempat yang sama, Designer Wastra Nasional, Didiet Maulana, mengatakan bahwa segi pemasaran memang perlu diperkuat melalui pelatihan. Untuk itu, melalui survei yang dikolaborasikan bersama Bank Indonesia, PT Bank Mandiri, dan Dekranasda Provinsi Gorontalo ini, Didiet bersama tim Jadi Gini Belajar Bersama (JGBB) akan melihat bagaimana ke depannya program, kebutuhan, dan langkah-langkah pemasaran yang bisa diaplikasikan perajin karawo.
Selebihnya, menurut Didiet, untuk karawo sendiri, perlu ada pengembangan ragam, dan penempatan motifnya juga harus diperkuat dengan simbol-simbol daerah yang bisa diceritakan lewat motif tertentu. Ia melihat beberapa motif memang masih dekoratif sehingga perlu dikembangkan.
“Banyak sekali hal-hal yang bisa dikembangkan. Tidak hanya dari tenun karawo saja tapi dari produk turunan yang dihasilkan. Saya melihat optimisme, melihat semangat dari para perajin bahkan ada beberapa anak muda yang meneruskan sulaman karawo ini,” ungkap Didiet.
Survei dan pelatihan juga dilakukan di dua tempat lainnya, yakni di Desa Bubohu Kabupaten Gorontalo oleh kelompok perajin Karawo Nirwana dan Karawo Brand’s By Te Thuna. Masing-masing tempat mendapat kesempatan untuk diskusi bersama Designer Wastra Nasional. (mcgorontaloprov/mila)