- Oleh MC KAB SERDANG BEDAGAI
- Kamis, 14 November 2024 | 05:57 WIB
: Penjabat Sementara (Pjs.) Bupati Serdang Bedagai (Sergai) H. Parlindungan Pane, SH, M.Si yang diwakili oleh Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kahar Effendi, S.Sos, menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sergai di Aula Sultan Serdang, Komplek Kantor Bupati Sergai di Sei Rampah, Jumat (11/10/2024).
Oleh MC KAB SERDANG BEDAGAI, Sabtu, 12 Oktober 2024 | 22:40 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 147
Sei Rampah, InfoPublik – Masalah stunting masih menjadi tantangan besar bagi Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) pada 2024 ini. Meski prevalensi stunting menurun menjadi 14,04 persen pada 2023, melebihi target pemkab sebesar 18 persen, namun upaya menurunkan angka tersebut terus menjadi prioritas utama.
"Angka ini harus kita pertahankan dan turunkan lagi dengan berbagai upaya yang dilakukan secara terkoordinasi, baik lintas program maupun lintas sektor. Kolaborasi ini penting untuk memastikan anak-anak Sergai tumbuh sehat dan cerdas," ujar Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Pemkab Sergai Kahar Effendi.
Mewakili Pjs Bupati Sergai H. Parlindungan Pane, Kahar menegaskan hal tersebut saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sergai di Aula Sultan Serdang, Komplek Kantor Bupati Sergai di Sei Rampah, Jumat (11/10/2024).
Stunting lanjutnya, bukan hanya soal pertumbuhan fisik, tetapi berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan. Anak-anak yang mengalami stunting berisiko menghadapi penurunan kemampuan kognitif, produktivitas, dan rentan terhadap penyakit tidak menular.
"Upaya pencegahan harus dimulai sejak remaja, karena mereka calon orang tua yang akan berperan besar dalam mencetak generasi berkualitas. Edukasi sejak dini adalah kunci dalam mencegah stunting di masa depan," katanya.
Berdasarkan data Pendataan Keluarga 2023, Sergai memiliki 65.349 remaja usia 15 hingga 24 tahun, dan 33.640 keluarga yang memiliki remaja. Sebanyak 21.429 keluarga telah mengikuti program Bina Keluarga Remaja (BKR), yang berperan penting dalam memberikan edukasi terkait kesehatan remaja dan perencanaan keluarga.
Pemkab juga menyoroti pentingnya pemahaman usia ideal untuk menikah dan hamil, serta kesiapan remaja menjadi orang tua yang bertanggung jawab. "Kurangnya pengetahuan remaja tentang 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) meningkatkan risiko stunting pada anak yang dilahirkan. Penting bagi remaja mendapatkan pendidikan parenting dan edukasi gizi agar terhindar dari anemia dan kekurangan energi kronis (KEK)," tambahnya.
Ia mengajak semua pihak untuk terus berkomitmen dalam mencegah dan menurunkan stunting. "Sinergi antarinstansi, partisipasi masyarakat, dan tokoh agama diperlukan untuk menjamin keberlanjutan program pencegahan stunting di Sergai," katanya.
Dengan berbagai strategi yang diterapkan, Pemkab Sergai optimistis angka stunting di Sergai akan terus turun, menuju target generasi sehat dan cerdas yang menjadi kekuatan masa depan Tanah Bertuah Negeri Beradat.
Kegiatan ini diisi dengan pemaparan oleh para Narasumber dari berbagai latar belakang seperti akademisi, pemerintah desa, dan organisasi remaja. Hadir dalam kegiatan ini Kadis P2KBP3A Helminur Iskandar, para Camat, Kepala Puskesmas, dan perwakilan OPD terkait. (Media Center Sergai/Julia).