Tabuh Lelonggoran Mengantar Kadek Angga Wahyu Pradana ke Posisi Juara II Nasional Pemuda Pelopor 2024

: Kadek Angga Wahyu Pradana. (Foto: istimewa)


Oleh MC KAB BULELENG, Jumat, 11 Oktober 2024 | 15:02 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 126


Buleleng, InfoPublik - Kadek Angga Wahyu Pradana, seorang pemuda dari Buleleng, Bali, berhasil mengukir prestasi gemilang dengan menyabet juara II pada ajang Pemuda Pelopor Nasional 2024. Angga menjadi perwakilan Provinsi Bali dalam kompetisi yang digelar oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI).

Penghargaan tersebut diberikan atas peran Angga dalam melestarikan seni dan budaya, khususnya dalam mempelopori revitalisasi tabuh Lelonggoran, kesenian khas daerah Buleleng.

Dalam babak grand final yang berlangsung pada 7 hingga 9 Oktober 2024 di Jakarta,  Angga bersaing ketat dengan 69 peserta lainnya dari 33 provinsi di seluruh Indonesia pada kategori seni dan budaya.

Menurut Angga, fokus utama dari upayanya adalah pelestarian kesenian Bali, terutama pada seni karawitan dan tari. Melalui yayasan yang ia dirikan, Angga berhasil menggerakkan lebih dari 400 anak-anak untuk terlibat dalam pelestarian kesenian tradisional Bali.

“Menghidupkan kembali Gending Lelonggoran adalah langkah penting untuk menjaga keberadaan dan kesinambungan warisan tradisional ini. Revitalisasi ini disajikan dengan cara yang segar, tanpa menghilangkan esensi tradisinya,” ungkapnya.

Angga menempuh perjalanan panjang sejak tahap seleksi tingkat kabupaten pada bulan April, yang kemudian dilanjutkan dengan seleksi provinsi. Setelah itu, tim nasional melakukan verifikasi lapangan sebelum akhirnya ia diundang ke Jakarta untuk mempresentasikan karyanya.

“Mencapai grand final dan meraih posisi Juara II merupakan kejutan besar bagi saya. Tapi yang paling penting adalah bagaimana kepeloporan ini berdampak bagi masyarakat, apakah saya berhasil memberi kontribusi nyata untuk mereka,” ujarnya.

Angga juga mengungkapkan bahwa salah satu tantangan terbesarnya adalah manajemen waktu, mengingat perannya sebagai seorang dosen. Namun, berkat dukungan banyak pihak, ia berhasil meraih pencapaian ini. Ia juga mengajak generasi muda untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan pelestarian budaya.

“Kita memiliki kekayaan seni tradisional yang luar biasa, khususnya dalam bidang karawitan. Di tengah maraknya penggunaan gadget, kita tetap harus mampu menjaga tradisi tanpa mengurangi nilai dan esensinya,” ujarnya.(MC Kab. Buleleng/cnd)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB BULELENG
  • Rabu, 25 September 2024 | 09:19 WIB
Jadi Icon Bali Utara, Gending Lelonggoran Wajib Disajikan Saat Ritual Keagamaan