- Oleh MC KOTA TIDORE
- Jumat, 20 Desember 2024 | 13:34 WIB
: Foto bersama di sela FGD Revitalisasi Kurikulum KKNI di Unkhair, Rabu (9/10/2024). (Dok. Humas Unkhair)
Oleh MC KOTA TIDORE, Kamis, 10 Oktober 2024 | 08:03 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 219
Ternate, InfoPublik – Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Maluku Utara, melalui Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M), menyelenggarakan focus group discussion (FGD) bertajuk "Revitalisasi Kurikulum KKNI di Era Revolusi Industri 4.0", Rabu (9/10/2024).
FGD ini bertujuan untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dunia industri yang terus berkembang di tengah revolusi teknologi.
Acara yang digelar di lantai 4 Gedung Rektorat Unkhair Ternate ini menghadirkan pembicara utama, Muhammad Isran Ramli, Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar.
Dia dikenal sebagai ahli dalam kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) dan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Dalam materinya, Isran Ramli menjelaskan pentingnya transformasi kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menjadi OBE.
Perubahan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dunia usaha dan industri (DUDI) di era Revolusi Industri 4.0, yang menuntut tenaga kerja dengan keterampilan yang relevan dan adaptif.
Rektor Unkhair Ternate, Ridha Ajam, menyampaikan apresiasinya atas kehadiran narasumber yang berkompeten dalam bidangnya.
“Saya berharap, melalui FGD ini kita dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan kurikulum di setiap program studi kita, sehingga lulusan kita siap menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berubah,” ujar rektor.
Lebih lanjut, Ridha Ajam mengajak seluruh peserta FGD untuk aktif mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan, termasuk regulasi, program, dan strategi yang relevan dengan tuntutan industri masa kini.
Rektor juga menyinggung perihal polemik terkait Program Merdeka Belajar yang belakangan muncul, terutama karena dampak politik.
Namun demikian, dia menekankan bahwa program ini memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa dan dosen dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai.
"Kebebasan dalam Merdeka Belajar memberikan kita alternatif dalam pendekatan mengajar maupun materi kuliah. Meski belum sepenuhnya diterapkan, program ini sangat membantu Unkhair menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan fasilitas,” tambahnya.
Unkhair, meskipun berada di wilayah timur Indonesia, terus berkomitmen untuk memperbarui teknologi, regulasi, dan metode pengajaran demi meningkatkan kualitas pendidikan di era Revolusi Industri 4.0, yang membawa perubahan signifikan di berbagai sektor.
Dengan kurikulum yang inovatif, Unkhair berharap dapat menghasilkan lulusan yang siap bersaing di kancah nasional maupun global. (AS/MC Tidore)