- Oleh MC KOTA PADANG
- Sabtu, 14 Desember 2024 | 09:29 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:05 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 148
Padang, InfoPublik – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Padang menyelenggarakan seminar bertema "Pencegahan dan Penanganan Kekerasan pada Anak" di Gedung Bagindo Aziz Chan, Kantor Balai Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), pada Rabu (9/10/2024).
Penjabat (Pj) Ketua DWP Kota Padang, Netti Yosefriawan, menyampaikan bahwa seminar ini digelar untuk merespons maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang masih kerap terjadi hingga saat ini.
"Akhir-akhir ini, banyak media memberitakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Mulai dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pelecehan seksual, kekerasan fisik, hingga pembunuhan. Ini sangat miris dan perlu penanganan serius," ungkap Netti.
Netti berharap seminar ini dapat memberikan pengetahuan, wawasan, dan pemahaman kepada para anggota DWP di Kota Padang agar dapat berperan aktif dalam pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Saya mengimbau agar setiap anggota DWP terlibat aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Padang. Mari bersama-sama kita cegah agar tidak ada lagi kekerasan yang menimpa kaum perempuan dan anak di lingkungan kita," tegasnya.
Ketua Bidang Pendidikan DWP Kota Padang, Yeni Habibul Fuadi, menambahkan bahwa seminar ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 DWP tingkat Kota Padang.
"Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 200 peserta, termasuk ketua dan anggota DWP Unsur Pelaksana (UP), tenaga pendidik, tenaga kependidikan, serta pengurus panti asuhan di Kota Padang," jelas Yeni.
Sementara itu, Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Padang, Ermiati, menjelaskan bahwa perempuan dan anak merupakan kelompok yang rentan menjadi korban kekerasan. Kekerasan tersebut seringkali meninggalkan trauma mendalam bagi para korban.
"Masih banyak korban yang tidak tahu harus berbuat apa setelah mengalami kekerasan. Ketidaktahuan dan rasa malu membuat mereka memilih bungkam dan membiarkan diri terjebak dalam lingkaran kekerasan. Hal ini bisa merusak kondisi psikis mereka. Itulah mengapa, kita harus bersama-sama memberikan pendampingan dan penanganan yang tepat," kata Ermiati.
Ia juga mendorong agar korban kekerasan tidak ragu untuk melapor dan memanfaatkan layanan P2TP2A yang ada di Kota Padang. Dengan adanya pendampingan dan bantuan yang tepat, diharapkan para korban dapat segera pulih dari trauma dan kembali menjalani kehidupan dengan normal.
(MC Padang/April)