- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Rabu, 20 November 2024 | 12:40 WIB
: Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana (dua dari kanan) saat membuka secara resmi kegiatan Sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang diselenggarakan oleh BP2MI RI di Gedung Wanita Laksmi Graha, Senin (7/10/2024). (Foto: istimewa)
Oleh MC KAB BULELENG, Senin, 7 Oktober 2024 | 18:42 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 176
Buleleng, InfoPublik - Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, mendorong para kepala desa (perbekel) untuk menjadi ujung tombak perlindungan bagi pekerja migran Indonesia (PMI), khususnya dalam masa persiapan masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri sebagai PMI sebagaimana yang diamanatkan oleh aturan perundang-undangan.
“Saya apresiasi sosialisasi ini yang mengundang para perbekel, lurah dan camat sehingga mereka mengetahui apa yang harus dilakukan. Sosialisasi ini juga sebagai sebuah bentuk kerja kolaboratif antara Pemkab Buleleng dan instansi terkait,” ujarnya.
Hal itu disampaikannya usai menghadiri kegiatan Sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang diselenggarakan oleh Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) RI di Gedung Wanita Laksmi Graha, Senin (7/10/2024).
Lihadnyana menjelaskan, dengan mengikuti jalur yang legal, para pekerja akan mendapatkan perlindungan negara. Hal ini dikarenakan PMI tidak hanya sebagai pahlawan devisa, tapi juga telah berkontribusi pada pertumbuhan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, Pemkab Buleleng terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pihak terkait untuk menghindarkan masyarakat Buleleng dari kejahatan dan juga mengikuti alur yang benar untuk bekerja di luar negeri.
“Jangan sampai ada masyarakat Buleleng yang mengikuti alur tidak benar untuk bekerja di luar negeri, tidak sesuai dengan aturan atau norma yang ada,” tandasnya.
Para kepala desa juga didorong untuk menjadi ujung tombak perlindungan bagi PMI. Sebab, sesuai dengan undang-undang, para kepala desa wajib mengetahui masyarakatnya yang akan ataupun sudah bekerja di luar negeri. Tetapi, tidak dipungkiri bahwa tidak semua kepala desa tahu akan wewenangnya dan jalur dalam memberikan perlindungan kepada para calon PMI ataupun PMI.
“Oleh karena itu, sosialisasi kepada para kepala desa ini sangat penting dan diperlukan untuk menjadikan para kepala desa ini ujung tombak perlindungan bagi para PMI,” kata Lihadnyana.
Sementara itu, Deputi Bidang Penempatan dan Perlindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI, Irjen Pol. I Ketut Suardana, menyebutkan bahwa ada persyaratan-persyaratan yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia (WNI), khususnya di Kabupaten Buleleng, yang ingin bekerja di luar negeri. Salah satunya adalah memperoleh surat keterangan dari kepala desa. Dengan dipahaminya aturan-aturan ini, diyakini bahwa tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban di luar negeri.
“Itu harapan kami sehingga sosialisasi ini digelar kepada para kepala desa dan diturunkan atau disosialisasikan lagi kepada para warganya yang ingin bekerja di luar negeri,” tuturnya. (MC Kab. Buleleng/dra)