- Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 06:18 WIB
:
Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT, Kamis, 3 Oktober 2024 | 20:03 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 189
Pontianak, InfoPublik – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson, menyampaikan harapannya agar Pintu Lintas Batas Negara (PLBN) Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang dapat menjadi gerbang ekspor produk unggulan Kalbar dan meningkatkan perekonomian daerah.
“Dengan optimalisasi PLBN Jagoi Babang, perekonomian Kalbar akan meningkat. Saya berharap PLBN ini bisa menjadi pusat perekonomian yang menarik wisatawan mancanegara maupun lokal,” ujar Harisson di Ruang Data Analisis Kantor Gubernur Kalbar, pada Rabu (2/10/2024).
Harisson menambahkan bahwa keberadaan PLBN di Provinsi Kalbar juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah perbatasan, khususnya bagi para pelaku UMKM lokal.
“Banyak warga Malaysia yang biasanya berbelanja ke Jakarta atau Bandung. Saya ingin mereka cukup berbelanja di perbatasan kita, di pasar PLBN, sehingga UMKM lokal dapat berkembang dan sentra ekonomi di PLBN tumbuh lebih pesat,” jelas Harisson.
PLBN Jagoi Babang yang berdiri di atas lahan seluas 143.200 meter persegi ini diresmikan sebagai bagian dari upaya pengembangan wilayah perbatasan di Kalimantan Barat. Keberadaan PLBN ini juga menandai dimulainya era baru pengembangan infrastruktur dan perekonomian di kawasan perbatasan.
Berdasarkan informasi yang diterima, infrastruktur PLBN Jagoi Babang menampilkan motif budaya Dayak Bidayuh, seperti gerbang kedatangan yang dihiasi tameng ukiran Dayak dan menara pengintai yang dirancang menyerupai Rumah Baluk. Suku Dayak Bidayuh adalah salah satu dari tujuh suku besar Dayak di Kalimantan, dengan populasi yang tersebar di Kabupaten Sanggau, Bengkayang, dan sebagian wilayah Sekadau, Ketapang, serta Sambas.
PLBN Jagoi Babang merupakan bagian dari Program Strategis Pembangunan 11 PLBN yang telah diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan.
Kawasan PLBN ini dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona penunjang 1 sebagai tempat wisma dan mess, zona penunjang 2 yang difungsikan sebagai area rekreasi, ibadah, dan perdagangan, serta zona inti yang menjadi bangunan utama PLBN Jagoi Babang. Ketiga zona tersebut menjadi pusat pergerakan ekonomi di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Dari sisi perdagangan, komoditas ekspor yang sering melintas di PLBN Jagoi Babang meliputi hasil pertanian seperti sayur dan buah, serta kerajinan rotan. Sedangkan komoditas impor utamanya adalah bahan kebutuhan pokok seperti makanan dan sabun.
Dengan investasi infrastruktur yang signifikan dan visi strategis untuk menjadikan PLBN sebagai sentra ekonomi, Harisson berharap fasilitas ini dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan, serta memperkuat keamanan dan kedaulatan negara.
“Langkah ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk mewujudkan pemerataan pembangunan hingga ke wilayah terdepan Indonesia, serta membuka peluang baru bagi Kalbar sebagai gerbang perdagangan internasional,” tutup Harisson.
Penulis: adpim/wnd/ica