:
Oleh MC PROV RIAU, Rabu, 2 Oktober 2024 | 21:47 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 123
Pekanbaru, InfoPublik – Kasus malaria di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) terus menunjukkan peningkatan, dengan total 40 kasus yang tercatat hingga Selasa (1/10/2024).
Desa Kuala Selat di Kecamatan Kateman menjadi wilayah dengan jumlah kasus terbanyak di kabupaten tersebut.
Penanggung Jawab Malaria Dinas Kesehatan Riau, Musfardi Rustam, menyampaikan bahwa pihaknya telah memberikan rekomendasi kepada masyarakat untuk menggiatkan gotong royong membersihkan lingkungan dan menghilangkan genangan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Anopheles, penyebab malaria.
“Kami telah mengarahkan masyarakat untuk melakukan pembersihan lingkungan secara kolektif, terutama pada genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,” ujar Musfardi melalui keterangan yang diterima.
Berbagai langkah pencegahan juga telah diambil, seperti analisis data, sosialisasi terkait pencegahan dan pengobatan malaria, serta distribusi bantuan logistik bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Inhil. Upaya pengobatan massal juga tengah dilaksanakan di daerah yang terdampak.
“Kami terus meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak. Semua pemangku kepentingan, mulai dari Penjabat Bupati, Dinas Kesehatan Kabupaten, Puskesmas, hingga bidan desa, sudah siap siaga dalam penanggulangan kasus malaria ini,” kata Musfardi.
Sebagai tanggapan atas meningkatnya kasus malaria, Pemkab Inhil akan menggelar rapat pada Rabu (2/10/2024) untuk membahas penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria. Penetapan status ini diharapkan dapat mempercepat langkah-langkah penanggulangan wabah yang tengah melanda.
Musfardi juga mengimbau masyarakat di wilayah dengan kasus malaria tinggi untuk menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyebaran penyakit ini.
“Pola hidup bersih dan sehat sangat penting untuk mencegah penyebaran malaria,” tegasnya. Ia juga menyarankan warga untuk menggunakan obat anti-nyamuk, menghindari keluar rumah pada malam hari, serta tidur menggunakan kelambu sebagai perlindungan ekstra, mengingat nyamuk Anopheles aktif menggigit pada senja hingga malam hari.
Selain di Inhil, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) juga mencatat jumlah kasus malaria yang tinggi, dengan 1.660 kasus hingga akhir September 2024. Kasus terbanyak di Rohil ditemukan di Kelurahan Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas.
Dengan meningkatnya kasus di kedua wilayah ini, diharapkan langkah-langkah pencegahan dan pengobatan terus diperkuat agar wabah malaria dapat segera dikendalikan.
(Mediacenter Riau/sa)