Pemprov Riau Gencar Cegah Stunting: Mahasiswa Jadi Garda Terdepan Edukasi Keluarga

:


Oleh MC PROV RIAU, Kamis, 26 September 2024 | 13:43 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 128


Pekanbaru, InfoPublik – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP2KBP3A) Riau gencar melakukan sosialisasi pencegahan stunting atau tengkes. Untuk menekan angka prevalensi stunting atau tengkes di wilayahnya.

Sosialisasi kali ini melibatkan akademisi dan mahasiswa bekerja sama dengan Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Hangtuah, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Kegiatan ini menjadi momen penting bagi mahasiswa untuk memahami langkah-langkah pencegahan stunting, sehingga dapat berperan aktif dalam menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas.

Sosialisasi tersebut juga sebagai wujud kerja sama antara pemerintah dan universitas di Riau, khususnya dalam meningkatkan keterampilan mahasiswa terkait pencegahan tengkes.

Pada tahun 2023, Provinsi Riau berhasil menurunkan angka prevalensi tengkes, menempatkan Riau sebagai salah satu dari tiga provinsi dengan angka tengkes terendah di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting di Riau tahun 2023 mencapai 13,6 persen—di bawah target pemerintah sebesar 14 persen dan jauh lebih rendah dari rata-rata nasional, yaitu 21,4 persen. Capaian ini menempatkan Riau tepat di belakang Bali (7,2 persen) dan Jambi (13,5 persen).

Wakil Rektor III Universitas Hangtuah, Ahmad Satria Effendi, menyatakan bahwa stunting adalah isu kesehatan nasional. Menurutnya, pencegahan stunting dapat dimulai dari 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak masa kandungan hingga anak berusia 2 tahun, dengan memperhatikan nutrisi, pertumbuhan kognitif, dan perkembangan otak.

"Dengan memberikan perhatian yang baik sejak kandungan hingga umur 2 tahun, kita dapat menghasilkan generasi yang bebas dari stunting," jelas Ahmad Satria di Universitas Hangtuah, Kota Pekanbaru pada Rabu (25/9/2024).

Ia menambahkan, stunting dapat berdampak pada kekerdilan, pertumbuhan ekonomi, dan kecerdasan anak. Jika tidak ditangani dengan serius, hal ini dapat memengaruhi generasi masa depan dan berdampak pada negara.

"Karena itu, perlu perhatian bersama dalam pencegahan tengkes sejak dini," tambahnya.

Ahmad Satria mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemprov Riau dan DP3AP2KB sehingga sosialisasi pencegahan tengkes di kalangan mahasiswa dapat terlaksana di Universitas Hangtuah Pekanbaru.

"Bagi kami, kegiatan ini adalah wadah bagi mahasiswa untuk lebih memahami stunting dan pencegahannya, sehingga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat," ujar Ahmad.

Gejala Stunting pada Anak

Menurut laman kemenkes.go.id, berikut beberapa gejala stunting pada anak yang perlu diwaspadai oleh orang tua:

  1. Pertumbuhan tulang anak tertunda.
  2. Berat badan rendah dibandingkan anak seusianya.
  3. Anak tampak lebih pendek daripada teman-teman sebayanya.
  4. Proporsi tubuh cenderung normal, tetapi tampak lebih muda atau kecil dari usianya.

Cara Mencegah Stunting pada Anak

Selain memastikan asupan protein hewani, beberapa langkah berikut dapat meminimalisir risiko stunting pada anak:

  1. Memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan.
  2. Memantau perkembangan anak dan rutin membawa ke posyandu.
  3. Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) secara rutin.
  4. Memberikan MPASI bergizi yang kaya protein hewani untuk bayi di atas 6 bulan.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, diharapkan potensi stunting pada anak dapat diminimalisir. Tetap jaga perilaku hidup bersih dan sehat, dan segera kunjungi fasilitas kesehatan jika anak mengalami gejala penyakit untuk penanganan dini oleh petugas medis.

(Mediacenter Riau/nb)

 

Berita Terkait Lainnya