Beberapa Daerah di Papua Teridentifikasi Mulai Panen Cabai, Estimasi Hasilkan 175-225 Ton

: Potret petani cabai di wilayah Papua


Oleh MC KAB MERAUKE, Minggu, 22 September 2024 | 23:02 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 217


Merauke, InfoPublik - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Papua mengidentifikasi beberapa daerah mulai memasuki masa panen cabai. Daerah-daerah yang teridentifikasi tersebut meliputi Provinsi Papua, Papua Selatan, dan Papua Tengah.

Kepala KPw BI Faturachman menyampaikan, diperkirakan panen akan berlangsung dari September hingga Desember dan diharapkan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat menyambut aktivitas terkait Pilkada 2024 dan persiapan Natal 2024, serta Tahun Baru 2025.

"Pantauan KPw BI Papua tepatnya di beberapa kelompok tani di Kabupaten Keerom (Provinsi Papua), Kabupaten Merauke (Provinsi Papua Selatan) dan Nabire (Provinsi Papua Tengah)," ujarnya seperti dimulai dalam siaran pers pada Jumat 20 September 2024 di Merauke.

Selain itu dikatakan Faturachman, di Papua Pegunungan tepatnya di Distrik Pyramid diperkirakan akan memasuki musim panen bawang merah pada November. Tonase panen cabai diestimasi beragam dari 175 ton sampai dengan 225 ton. Masuknya musim panen cabai di beberapa daerah dimaksud diharapkan dapat menekan laju inflasi di Tanah Papua serta mendukung pencapaian target inflasi nasional pada rentang 2,5 persen ± 1 persen.

Secara historis, aneka cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang selalu memberikan tekanan terhadap inflasi secara nasional maupun di Papua. Besarnya kebutuhan cabai terkait karakteristik makanan Indonesia dan Papua secara umum selalu menggunakan aneka cabai dalam pengolahannya. Selain itu, pasokan cabai di Papua masih belum sepenuhnya dapat mengimbangi permintaan masyarakat sehingga menciptakan ketergantungan dari pasokan luar.

KPw BI Papua terus mendukung upaya pengendalian inflasi di wilayah Papua dalam kerangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang diselenggarakan di seluruh wilayah kerja. Beberapa program unggulan GNPIP yang telah dieksekusi oleh KPw BI Papua adalah bantuan alsintan antara lain kultivator dan alat angkut, serta pendampingan good agriculture practices melalui pengembangan pupuk organik cair.

Kemudian, hilirisasi pertanian berupa solar dryer, korporatisasi tani atau penguatan kelembagaan melalui koperasi tani, digitalisasi pertanian berupa sensor informasi unsur hara tanah untuk pemakaian pupuk secara efektif, capacity building, dan Gerakan Pangan Murah/Operasi Pasar untuk menyeimbangkan pasokan dan harga di konsumen akhir yang bersinergi dengan Bulog, poktan, pesantren, rumah ibadah, perbankan, dan warung pangan.

GNPIP diselenggarakan bersinergi pula dengan masing-masing pemerintah daerah. Berdasarkan pantauan KPw BI Papua tren harga cabai di wilayah Papua dalam kurun waktu Juli-September (M3) menunjukkan penurunan dari Rp98.400/kg menjadi Rp67.400/kg atau secara rata-rata turun sebesar 32 persen. Per Agustus 2024, Papua dan Papua Selatan tercatat sebagai 10 provinsi dengan inflasi terendah masing-masing 1,03 persen (yoy= year on year) dan 1,80 persen (yoy).

Di sisi lain, Papua Tengah dalam tiga bulan terakhir sudah menunjukkan tren penurunan dari 4,39 persen (yoy) menjadi 3,74 persen (yoy). Sedangkan inflasi Papua Pegunungan masih tercatat pada kisaran 5 persen (yoy).(McMrk/Get/Ngr)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Selasa, 29 Oktober 2024 | 09:30 WIB
Mendagri Tito Karnavian Ajak Daerah Stabilkan Harga Pangan Lewat BUMD
  • Oleh Eko Budiono
  • Rabu, 2 Oktober 2024 | 18:33 WIB
Kemendagri Minta Pemda Pantau Ketat Perkembangan Data Inflasi
  • Oleh MC KAB DONGGALA
  • Rabu, 25 September 2024 | 15:42 WIB
Gerakan Tanam Cabai jadi Solusi Kendalikan Inflasi dan Jaga Harga Pangan
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Selasa, 10 September 2024 | 16:01 WIB
TPID Tidore Gelar Operasi Pasar Murah, 1.512 Paket Sembako Ludes Terjual