- Oleh MC KOTA BATAM
- Jumat, 22 November 2024 | 10:45 WIB
: Rapat koordinasi rembuk stunting di Hotel Mahkota Singkawang, Rabu (18/9/2024)
Oleh MC KOTA SINGKAWANG, Kamis, 19 September 2024 | 15:04 WIB - Redaktur: Elvira - 153
Singkawang, InfoPublik – Guna menguatkan kembali komitmen bersama dan memastikan pelaksanaan aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2024 di Kota Singkawang berjalan dengan baik, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Kota Singkawang menggelar Rapat Koordinasi Rembuk Stunting yang dilaksanakan di Kota Singkawang, Rabu (18/9/2024).
Dengan mengundang Narasumber KPM Satgas Percepatan Penurunan Stunting Kalimantan Barat, Aida Mokhtar. Kegiatan ini juga turut dihadiri Anggota Bidang Perubahan Perilaku dan Pendampingan Keluarga TPPS Provinsi Kalimantan Barat, Asisten Pemerintahan dan Kesra Kota Singkawang, segenap jajaran Dinkes KB bersama Camat, Lurah, dan UPT Puskesmas se Kota Singkawang serta stakeholder terkait.
“Maksud dan tujuan rakor ini adalah untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan kegiatan 8 aksi konvergensi berjalan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, serta sebagai upaya penguatan peran OPD dan semua pihak yang terkait dalam percepatan penurunan stunting di Kota Singkawang,” ucap Plt Sekretaris Dinkes KB Kota Singkawang, Hendri Apriyanto.
Hendri menjelaskan, sampai dengan saat ini berbagai aksi konvergensi telah diimplementasikan di Kota Singkawang diantaranya, analisis situasi dan pemetaan program, menggelar rembuk stunting mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga tingkat kota serta melakukan pembinaan para kader.
“Selain itu, manajemen data dan menetapkan 10 kelurahan sebagai lokasi fokus intervensi. Dan juga melakukan pelatihan pada tim pendamping keluarga dan kader kesehatan di Posyandu-Posyandu,” sambungnya.
Adapun dalam penerapannya, TPPS Kota Singkawang juga mengalami beberapa kendala dan tantangan yakni, di tahun 2023 terdapat perbedaan angka stunting pada data SSGI 21 % dengan data dari EPPGBM 14,85 %, masih rendahnya tingkat kunjungan balita di Posyandu dan kurangnya konsolidasi antar OPD yang ada di lingkungan pemerintahan Kota Singkawang. Jelas Hendri.
“Dari beberapa kendala tersebut, upaya TPPS Kota Singkawang di 2024 ini adalah mencoba meningkatkan jumlah kunjungan balita dengan pemberian makanan tambahan serta semakin meningkatkan koordinasi lintas sektor. Sehingga diharapkan melalui rakor ini dapat semakin memperkuat komitmen dan terus berupaya dalam pengentasan stunting,” ujarnya.
Sementara itu, mewakili Pj Wali Kota Singkawang, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Yulianus Anus menegaskan bahwa Pemerintah Kota Singkawang sangat serius dalam mengupayakan penurunan angka stunting di Kota Singkawang.
“Kami kembali mengingatkan dan menegaskan bahwa Pemerintah Kota Singkawang sangat serius mengupayakan penurunan angka stunting. Komitmen pemerintah tidak pernah kendur,” ungkapnya.
Pihaknya menyebut, komitmen ini senantiasa tergambar melalui kolaborasi kerja berbagai pihak sehingga memastikan konvergensi antar program untuk menurunkan stunting hingga ke tingkat Kelurahan.
“Saya juga ingin berterimakasih kepada rekan-rekan TPPS di lapangan yang telah bekerja keras, melakukan jemput bola pengukuran balita dan lainnya hingga tak kenal waktu. Inilah menjadi gambaran komitmen kita bersama,” sambungnya.
Yulianus berharap, angka prevalensi stunting 14,85% di tahun 2023 yang bersumber dari EPPGBM, dapat semakin dimaksimalkan hingga di tahun 2024 dapat memenuhi target di bawah angka 14%.
“Tentu upaya-upaya ini tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak saja, sehingga harapannya butuh keterlibatan semua pihak dalam memberikan penguatan lintas sektor. Semoga harapan kita angka prevalensi stunting di Kota Singkawang akhir tahun 2024 bisa di bawah angka 14%,” harapnya.
MC. Kota Singkawang