Temanggung 60 Persen Berisiko Tanah Longsor, PMI Ajak Masyarakat Antisipasi Melalui Mitigasi Bencana Desa Siaga

: Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Temanggung mengadakan "Pelatihan Mitigasi Bencana Desa Siaga Berbasis Masyarakat" di Aula Kecamatan Candiroto, Temanggung, Selasa (3/9/2024) pagi.


Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Rabu, 4 September 2024 | 11:48 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 125


Temanggung, InfoPublik - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Temanggung mengadakan "Pelatihan Mitigasi Bencana Desa Siaga Berbasis Masyarakat" di Aula Kecamatan Candiroto, Temanggung, Selasa (3/9/2024) pagi.

Wakil Ketua I Bidang Penanggulangan Bencana Iwan Siswanto menjelaskan, kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Selasa dan Rabu 3-4 September 2024 ini bertujuan untuk mempersiapkan relawan dalam kesiapsiagaan guna menanggulangi kebencanaan yang bisa terjadi setiap saat, sekaligus mengurangi dan mencegah dampak buruk yang terjadi kedepannya.

“Kita tidak berharap adanya bencana, namun ketika bencana itu terjadi, tentu kita bisa lebih siap untuk penanganannya,” jelasnya. Pelatihan diikuti 104 peserta yang merupakan perwakilan dari desa di empat kecamatan yaitu Bejen, Tretep, Wonoboyo, dan Candiroto, di mana masing-masing mengirimkan dua peserta.

Dijelaskan Iwan, Kabupaten Temanggung memiliki kontur elevasi berkisar 20-30 derajat yang memungkinkan terjadinya dampak bencana longsor dan tanah amblas. Berkaitan dengan hal tersebut, materi pelatihan disesuaikan dengan penanganan berbagai bencana, serta materi membentuk dapur umum secara manajerial, pola koordinasi, dan komunikasi dalam kebencanaan.

“Pelatihannya ada indoor dan outdoor. Nanti secara materi akan disampaikan pemaparan yang menyangkut tentang alur komunikasi dan koordinasi. Kemudian hal-hal yang menjadi kebutuhan dalam sebuah penanganan bencana, sekaligus kita akan praktek langsung untuk penanganannya sampai ke tahap evakuasi,” ujarnya.

Adapun narasumber berasal dari PMI Kabupaten Temanggung, Dinas Sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Pemadam Kebakaran Temanggung. Hal tersebut diharapkan dapat menciptakan komunikasi dan koordinasi yang efisien melalui jejaring relawan yang ada di wilayah setempat.

Pj Bupati Hary Agung Prabowo memberikan apresiasi penuh kepada PMI terkait penyelenggaran kegiatan, mengingat sebagian besar wilayah di Kabupaten Temanggung, terutama di Kecamatan Candiroto, Bejen, Wonoboyo, dan Tretep berpotensi 60 persen pada musim penghujan terjadi bencana tanah longsor.

“Karena di Temanggung konturnya secara geografis berbukit-bukit. Untuk itu, bencana seperti tanah longsor, angin puting beliung, dan banjir bandang sering terjadi. Oleh karena itu, hari ini merupakan hal yang luar biasa, bahwa masyarakat ikut serta berperan aktif dalam rangka mitigasi bencana alam,” tandasnya.

Selain itu, Pj Bupati juga menyampaikan, bahwa dua orang perwakilan dari masing-masing desa yang ditunjuk sebagai fasilitator tersebut, akan menyalurkan kepada masyarakat di lingkungannya, terkait hasil dari materi dan pelatihan yang didapatkan.

Pj  Bupati menambahkan, terdapat beberapa hal penting yang harus dipahami oleh relawan, seperti halnya teknik evakuasi apabila terjadi bencana, mitigasi resiko bencana, dan langkah-langkah penanggulangan bencana yang terjadi.

“Ada tiga hal penting yang akan disampaikan oleh narasumber, sehingga nanti apabila terjadi bencana, mereka sudah siap siaga menerapkan hal-hal tersebut. Dan untuk sementara, kegiatan ini baru berjalan di empat kecamatan mengingat tingginya persentase terjadinya bencana alam di Kabupaten Temanggung,” pungkasnya. (Wll;Ekp)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA PADANG
  • Sabtu, 7 September 2024 | 15:50 WIB
Gotong Royong di Koto Tangah: Rawat Shelter untuk Kegiatan Sosial dan Bencana
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 2 September 2024 | 16:01 WIB
BRIN Perkenalkan Sistem TRIGRS untuk Mitigasi Risiko Tanah Longsor di Jawa Barat
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 2 September 2024 | 15:58 WIB
BRIN Paparkan Strategi Adaptasi dan Mitigasi Hadapi Megathrust di Indonesia