Pelatihan Kebencanaan Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG Sleman: Relawan Harus Mampu Mengindentifikasi Zona Rawan

:


Oleh MC KAB SLEMAN, Kamis, 12 Desember 2024 | 00:16 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 112


Sleman, InfoPublik - Pemerintah Kapanewon Gamping mengadakan pelatihan keterampilan kebencanaan yang difokuskan pada kesiapsiagaan menghadapi potensi bahaya gempa bumi dan tsunami bagi komunitas relawan (Komrel), Selasa (10/12/2024). Petugas dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Kabupaten Sleman Heru Gunawan, memberi pengetahuan tentang identifikasi zona rawan bencana di wilayah Gamping.

Heru menyebut, relawan harus memahami betul peta risiko bencana, pentingnya jalur evakuasi dan titik kumpul aman yang telah ditetapkan. Hal ini katanya, untuk meminimalkan korban jiwa dan kerugian material.

Dalam  pelatihan, Heru juga menyampaikan pengertian gempabumi dan tsunami, termasuk potensinya di Yogyakarta, serta kesiapsiagaan dalam menghadapinya berikut simulasinya. Peserta diajak untuk memahami langkah-langkah praktis dalam menyelamatkan diri dan orang lain saat terjadi bencana.

“Periode merusak gempabumi kuat terjadi sangatlah singkat, maka prioritaskan melakukan perlindungan diri,” ucap Heru di Ruang Rapat Wirasuta lantai II Kantor Pemerintah Kapanewon Gamping.

Panewu Gamping Tamzis Sarwana menyatakan pentingnya edukasi mengenai mitigasi bencana bagi masyarakat. Menurutnya, wilayah Kapanewon Gamping memiliki potensi terdampak bencana, seperti tanah longsor, angin puting beliung, banjir, termasuk gempa bumi. Karenanya, pembinaan ini menjadi langkah penting dalam membangun masyarakat yang tangguh terhadap bencana.

Ia menyampaikan keprihatinannya terkait rendahnya tingkat kepedulian sumber daya manusia terhadap mitigasi bencana di wilayahnya. Ditekankan bahwa kurangnya perhatian terhadap upaya pencegahan dan kesiapsiagaan bencana dapat meningkatkan risiko kerugian yang lebih besar jika bencana benar-benar terjadi.

“Masih banyak masyarakat menganggap mitigasi bencana sebagai hal yang tidak mendesak. Sesungguhnya, upaya mitigasi adalah investasi keselamatan di masa depan, baik bagi diri sendiri maupun komunitas,” ujar Tamzis dihadapan para relawan.

Ia pun menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat dalam meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dalam mitigasi bencana. Tugas ini tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah. Namun, seluruh elemen masyarakat harus terlibat aktif agar dapat membangun komunitas yang tangguh terhadap bencana.

Para peserta mengaku mendapatkan wawasan yang bermanfaat dari pembinaan ini. Salah satu peserta, Bakoh Waluyo dari Komunitas Relawan Geplakan Siap Siaga menyatakan bahwa kegiatan ini memberikan rasa percaya diri dalam menghadapi situasi darurat.

“Kami jadi lebih tahu apa yang harus dilakukan jika bencana terjadi, terutama dalam menyelamatkan keluarga,” katanya.

Dengan adanya pembinaan ini, pemerintah Kapanewon Gamping berharap masyarakat lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Sinergi antara masyarakat dan pemerintah menjadi kunci utama dalam mewujudkan kesiapsiagaan bencana yang optimal. (Adnan Nurtjahjo|KIM Pararta Guna Kapanewon Gamping)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB NAGAN RAYA
  • Kamis, 12 Desember 2024 | 22:09 WIB
Perkuat Mitigasi Bencana, Pemkab Nagan Raya Gelar Diskusi KRB
  • Oleh MC KAB BANGGAI
  • Rabu, 11 Desember 2024 | 18:13 WIB
Kabupaten Banggai Gelar Apel Siaga Bencana 2024 untuk Tingkatkan Mitigasi
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Sabtu, 7 Desember 2024 | 05:58 WIB
Riau Dikepung Banjir, Tiga Kabupaten Tetapkan Status Siaga Darurat