Pontianak Ajukan Diri sebagai Kota Kreatif Indonesia, Fokus Budaya Ngopi dan Seni Kriya

: Tim pusat dari Kemenparekraf tengah melakukan uji petik dengan turun langsung ke lapangan | Foto : MC Pontianak


Oleh MC KOTA PONTIANAK, Rabu, 28 Agustus 2024 | 10:14 WIB - Redaktur: Untung S - 213


Pontianak, InfoPublik - Pemerintah Kota Pontianak saat ini sedang mengajukan diri sebagai Kota Kreatif Indonesia kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Untuk mendukung pengajuan itu, tim pusat telah turun langsung ke lapangan untuk melakukan uji petik, yang dimulai sejak Senin, 26 Agustus 2024.

Kepala Bappeda Pontianak, Sidig Handanu, menjelaskan bahwa ada beberapa sub sektor ekonomi kreatif yang diusulkan oleh Pontianak, di antaranya adalah budaya ngopi, seni tari, dan kriya batu akik. Ekonomi kreatif menjadi perhatian utama pemerintah kota, mengingat Pontianak tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah selain sungai Kapuas.

"Kami ingin mendorong Pontianak menjadi kota perdagangan dan jasa. Dengan potensi pengolahan kopi, kami berharap dapat memberikan dampak positif terhadap PDRB kota dan meningkatkan perekonomian masyarakat," ungkap Sidig saat menerima tim uji petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) di Aming Coffee Hutan Kota, Senin (26/8/2024).

Sidig menambahkan bahwa Pontianak tidak memiliki pabrik-pabrik besar karena keterbatasan daya dukung lingkungan dan luas wilayah kota yang terbatas. Akibatnya, kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berasal dari industri manufaktur berskala kecil.

"Jika ditanya tentang peluang investasi, nomor satu hingga tiga jawabannya adalah konsumsi," jelasnya.

Karena itu, ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor unggulan yang diusung oleh Pontianak. Salah satu contohnya adalah budaya ngopi, yang telah menghidupkan banyak warung kopi dan menyerap banyak tenaga kerja. Warung kopi di Pontianak bukan hanya sekadar tempat nongkrong, tetapi juga menjadi ruang bagi obrolan bisnis dan lahirnya ide-ide kreatif.

"Budaya ngopi di Pontianak yang unik ini diharapkan dapat mendukung sektor pariwisata dan berdampak positif pada perekonomian kota," tambah Sidig.

Sidig Handanu berharap Pontianak mendapatkan dukungan dari Kemenparekraf untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatifnya, serta meningkatkan pendapatan asli daerah.

Sementara itu, perwakilan Tim Uji Petik PMK3I, Elizabeth, mengungkapkan bahwa tahun ini Pontianak menjadi kota keempat yang diuji petik. Pekan sebelumnya, tim tersebut telah mengunjungi Samarinda yang mengusulkan diri sebagai Kota Musik, meskipun sub sektor kuliner mendominasi borang mereka.

"Melihat sekilas dari informasi yang kami terima, Pontianak ini menjadi titik pertemuan yang menarik. Kami akan memeriksa lebih lanjut dampak dari budaya ngopi ini. Kadang kala, sub sektor lain muncul saat dilakukan uji petik," jelas Elizabeth.

Ia menambahkan bahwa uji petik memang tidak bisa merangkum semua sub sektor ekonomi kreatif yang ada. Namun, ia berharap lima aktor ekonomi kreatif di Pontianak dapat saling mendukung. Elizabeth juga memastikan bahwa jejaring kreatif Indonesia akan terus saling mendukung.

"Saya berharap semua pihak dapat merasakan manfaat dari uji petik yang kami lakukan ini," pungkasnya. (Bpd)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV RIAU
  • Jumat, 18 Oktober 2024 | 17:43 WIB
Dukung UMKM Lokal, Kenduri Riau Jadi Ajang Pamer Produk Unggulan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 17 Oktober 2024 | 17:58 WIB
Dukung ICAD ke-14, Pemprov DKI Jakarta Perkuat Ekosistem Seni dan Desain
  • Oleh Untung Sutomo
  • Selasa, 8 Oktober 2024 | 05:42 WIB
Kunjungan Wisman ke Indonesia Naik 20,38 Persen pada Januari-Agustus 2024
  • Oleh MC KOTA PONTIANAK
  • Senin, 14 Oktober 2024 | 17:55 WIB
Pj Wali Kota Pontianak Tegaskan Pentingnya Netralitas ASN Jelang Pilkada 2024