- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Rabu, 16 Oktober 2024 | 17:40 WIB
: Alowysius Fangohoi, S.STP
Oleh MC KAB MERAUKE, Kamis, 15 Agustus 2024 | 17:34 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 192
Merauke, InfoPublik - Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Merauke masih rendah sehingga belum mampu menekan jumlah pengangguran terbuka di wilayah tersebut. Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Merauke Alowysius Fangohoi, mengatakan, dalam dua tahun terakhir ini penyerapan tenaga kerja belum ada peningkatan yang signifikan.
Ia menyebut, pada 2020 angka pengangguran terbuka menyentuh angka 4.258 orang, sempat turun menjadi 2.786 orang pada 2021, namun kembali meningkat pada 2022 sebanyak 3.015 orang. Bukan turun, angka justru kembali bertambah menjadi 3.869 orang di 2023.
Namun dengan Merauke menjadi Ibukota Provinsi Papua Selatan, diharapkan banyak perusahaan yang masuk/berdiri maka sebagian besar pencari tenaga kerja dapat terserap.
"Hanya saja di perusahaan itu punya standar kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan, sedangkan kita punya pencari kerja ini tidak atau belum memiliki kemampuan yang sesuai dengan yang diminta dari perusahaan," terang Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Merauke, Alowysius Fangohoi di ruang kerjanya pada Selasa 13 Agustus 2024.
Untuk mengatasi masalah itu, Disnakertrans Kabupaten Merauke melalui Dana Otsus dan APBN mempersiapkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini para pencari kerja sebelum memasuki dunia usaha yaitu Program Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).
Seperti pelatihan otomotif motor tempel dan motor darat, pembuatan kue/pengolahan makanan, perbengkelan alat pertanian dan konstruksi bangunan, las listrik, tata rias kecantikan (make up) dan masih banyak lagi sehingga pencari kerja bukan saja mampu memenuhi kualifikasi perusahaan tetapi bahkan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.
Namun bukan tanpa kendala, untuk membuka lapangan kerja sendiri kebanyakan pencari kerja masih terkendala modal usaha dan manajemen yang memang perlu ada kolaborasi atau perhatian dari dinas terkait lainnya. Pada 2024 ini ada sembilan paket pelatihan dari dana otsus dan 15 paket dari APBN dan untuk dana otsus menyasar 100 persen orang asli Papua (OAP).
"Dana otsus yang kami dapat tahun 2024 sekitar tiga miliar yang digunakan untuk sembilan paket kegiatan. 3 paket sudah terlaksana, 4 paket sedang berjalan dan pada Bulan September akan dilaksanakan 2 paket terakhir," sambung Alowysius.
Pelatihan ketrampilan dilakukan di distrik-distrik mengingat Kantor UPTD Loka Latihan Kerja (LLK) Merauke masih tersangkut sengketa masalah tanah sehingga Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi langsung mendatangi masyarakat pencari kerja di distrik dan memberikan pelatihan secara mobile training unit (MTU) sesuai dengan permintaan masyarakat setempat yang sebelumnya telah diusulkan melalui Usulan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Distrik.
Sekretaris Disnakertrans menambahkan, faktor yang menyebabkan banyak pengangguran di Merauke karena kebanyakan orang lebih tertarik untuk menjadi pegawai negeri.(McMrk/Get/Ngr)